matamaduranews.com–PAMEKASAN-Akhmad Syaikhu mendengar jerit tangis para petani garam Madura akibat harga garam yang tak lagi bersahabat.
Saat datang ke petani Garam di Kecamatan Galis Pamekasan, Jum’at (24/09/2021). Presiden PKS ini bisa mengobati kegundahan para petani garam di Desa Konang, Galis Pamekasan.
Syaikhu langsung memborong garam petani sebanyak 10 ton dengan harga Rp 2 juta rupiah per ton.
“Kami berharap apa yang kami lakukan bisa dilakukan pihak lain agar harga garam mencapai harga ideal bagi petani”, ujar Syaikhu, di hadapan kader PKS dan petani garam dalam acara Hari Tani Nasional di desa Konang Kecamatan Galis Pamekasan.
Atas pembelian garam tersebut, Rosyidi, petani garam asal Konang, mengku senang atas kepedulian Presiden PKS terhadap nasib petani garam.
“Terima kasih Bapak Presiden PKS yang telah menunjukkan kepedulian ya terhadap nasib petani garam. Kami berharap harga garam rakyat bisa kembali seperti tahun 2017. Yaitu 3.000 rupiah per kg”, kata Rosyidi.
Selain Presiden PKS ada juga anggota DPR RI Amin Ak yang menjabat Ketua Bidang Tani dan Nelayan DPP PKS.
Ketua Bidang Humas DPP PKS Ahmad Mabruri, Ketua DPW PKS Jatim Irwan Setiawan, Sekretaris Ahmadi, Ketua Bidang Tani dan Nelayan Alwi Burhanuddin, Ketua Bidang Humas DPW PKS Jatim Reni Astuti, juga Ketua DPD PKS Pamekasan Abdullah, serta pimpinan dan anggota DPRD Fraksi PKS Pamekasan.
Menurut Rosyidi, tahun 2017 harga garam perkilon Rp 3.000. Pada 2021, harga garam jadi Rp 500 per kilogram.
“Bagaimana kami bisa sejahtera jika harga garam terus dirusak dengan garam impor. Yang ada kami menderita,” keluhnya.
Karena itu, dia berharap Presiden PKS bisa memperjuangkan para petani garam.
Menanggapi keluhan tersebut, Presiden PKS Ahmad Syaikhu berjanji akan mendesak pemerintah untuk memproteksi petani dari importir garam yang bergentayangan.
“Importir-importir garam ini terus bergentayangan, petani tidak bisa berjuang sendiri. Insya Allah PKS akan terus mengawal hal ini,” ucap mantan Walikota Bekasi ini.
Lebih lanjut Syaikhu mengatakan, jangan sampai pemerintah justru membantu orang-orang yang sudah kaya, dan melupakan petani yang sedang berjuang hidup.
Menurut Syaikhu, anjloknya harga garam karena gempuran garam impor dengan harga yang lebih murah dan kualitas lebih baik.
“Pemerintah menganggap kualitas garam lokal kurang memenuhi standar. Jika demikian seharusnya pemerintah melakukan pembinaan untuk meningkatkan kualitas garam, bukan malah membuka kran impor sebanyak-banyaknya,” ujarnya.
Syaikhu berjanji akan memperjuangkan nasib petani garam dan cabe melalui anggota DPR RI maupun anggota DPRD, baik di provinsi dan kabupaten/kota. Juga melalui kepala daerah dari PKS atau yang diusung PKS. (Johar Maknun)