matamaduranews.com–SUMENEP-Keluhan sulitnya pupuk yang disampaikan petani melalui audiensi yang dilakukan aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Sumenep (BEMSU), direspon cepat oleh pihak terkait.
Kabar baik untuk para petani ini disampaikan Nur Hayat, Koordinator BEMSU kepada Mata Madura, Jumat (3/12/2021) pagi.
Sebelumnya, pada Kamis (2/12) kemarin, BEMSU menggandeng pentani lakukan audensi ke Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, menyampaikan keluhan sulitnya pupuk di musim tanam kali ini.
Audiensi tersebut direspon baik oleh Pemerintah Daerah, meskipun rombongan mahasiswa dan perwakilan petani tidak ditemui langsung oleh Bupati Achmad Fauzi.
“Bupati Sumenep tidak menemui, diwakili oleh Asisten II dan Kepala Dispertahortbun,” ujar Nur Hayat, Jumat (3/12/2021).
Di awal audiensi suasana sempat tegang, karena absennya Bupati Achmad Fauzi. Namun, ketegangan mereda setelah tuntutan BEMSU dan petani dijamin akan dipenuhi oleh Asisten II dan Kepala Dispertahortbun Sumenep Arif Firmanto.
“Untung masih diwakili oleh Asisten II dan kepala Dispertahortbun yang kemudian menyetujui tuntutan kita,” tutur Nur Hayat.
Janji untuk segera mendistribusikan pupuk ternyata bukan tinggal janji. Pada Kamis (02/12) malam sekitar pukul 22.30 WIB pupuk mulai terdistribusikan kepada petani.
Hal ini direspon baik oleh Zakaria, anggota Kelompok Tani Madu Bumi Desa Tamidung, Kecamatan Batang-Batang.
“Saya ucapakan banyak terima kasih kepada mahasiswa yang telah membantu memperjuangkan mendapatkan pupuk,” ungkapnya, Jumat (3/12/2021).
Hal senada disampaikan Sunarto, Ketua Kelompok Tani Sumber Rejeki. Mewakili kelompoknya, dia mengucapakan terima kasih kepada mahasiswa Sumenep.
“Berkat perjuangan mahasiswa, akhirnya pupuk sudah disalurkan hari ini ke kelompok kami,” ucap Sunarto.
Meski bersyukur pupuk sudah terdistribusikan kepada petani, Nur Hayat berharap bukan hanya persoalan pupuk saja yang bisa diselesaikan Pemkab Sumenep.
Pasalnya, banyak pesoalan pertanian yang belum teratasi. Salah satunya hama tikus, tanaman jagung yang memutih dan kebutuhan pertanian lainnya yang cukup mahal.
“Untuk itu, Pemerintah harus hadir memberikan jawaban atas semua problem pertanian yang dialami petani,” pungkas Koordinator BEM Sumenep itu. (Rez)