Rapid Test Positif Corona di Bangkalan, Lalu Negatif di Surabaya. Begini Ceritanya

Mahmudi (baju kotak-kota).

matamaduranews.comBANGKALAN-Tim gugus percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Bangkalan jumpa pers merilis perkembangan terbaru pasien positif Corona alias Covid-19 hasil rapid test Dinas Kesehatan, Bangkalan.

Namun, selang 12 jam hasil rapid test dinyatakan negatif oleh Rumah Sakit (RS) Siloam, Surabaya.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Kasus ini menimpa Mahmudi, salah satu anggota DPRD Bangkalan bersama 13 anggota DPRD Bangkalan yang mengikuti rapid test pada Rabu (22/4/2020).

Hasil dari rapid test itu, Mahmudi menjadi salah satu di antara 4 anggota DPRD Bangkalan yang dinyatakan positif Covid-19 hasil rapid test.

Mahmudi tidak terima dengan hasil positif rapid test itu. Karenanya, ia mencari pembanding melihat kondisi imun dan kesehatan dirinya dalam kondisi sehat.

Mahmudi mengaku tidak pernah memiliki gejala penyakit bawaan.

Dengan inisiatif sendiri, Mahmudi menjalani rapid test di RS Siloam Surabaya di malam hari itu, Rabu malam.

“Dari rapid test di Bangkalan, saya sudah memiliki keyakinan jika saya ini negatif. Ternyata hasil tim gugus covid-19 saya dinyatakan positif rapid test. Saya cari referensi dan pembanding. Ketemulah RS Siloam alternatif untuk dijadikan pembanding,” cerita Mahmudi saat ditanya Mata Madura, Kamis (23/4/2020).

Kata Mahmudi, Kamis (23/4/2020) jam 22.00 WIB dirinya melakukan test mandiri di RS Siloam Surabaya. Hasil rapid test negatif.

Dari awal, Mahmudi sudah tidak percaya jika dirinya terpapar Covid-19 berdasar hasil rapid test di Bangkalan.

“Kemarin siang saya ditest itu positif dan tadi malam di RS Siloam itu positif, saya boleh dikatakan positif. Tapi ini berbanding terbalik, siang positif dan malam negatif. Ini kan aneh,” ucap Mahmudi.

Cerita Mahmudi dirinya dipaksa untuk swab/PCR oleh tim gugus covid-19 Bangkalan, tetapi dirinya menolak disoal berdasar hasil rapid test RS Siloam dirinya negatif. Mahmudi pun tidak mau.

“Jika tim gugus masih bersikukuh kami masih harus di swab/PCR berdasar aturan Kemenkes, saya tidak mau. RS Siloam sudah menyatakan negatif dari hasil rapid test,” paparnya.

Mahmudi sepakat jika akan mengulang kembali setelah 10 hari menjalani rapid test di RS Siloam.

Tapi, Mahmudi tak mau jika dijadikan ajang uji coba-coba.

“Ini kan merugikan keluarga saya. Keluarga shock dengan hasil rapid test tim gugus covid-19. Saya tidak menampik dan akan melakukan isolasi mandiri beserta keluarga saya jika memang terjadi terjadi tanda-tanda seperti batuk dan panas,” pungkasnya

Ditempat yang sama Agus Zain, Humas Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bangkalan menanggapi hasil berbeda dua Rapid Test yang dilakukan Mahmudi.

“Pendapat medis seperti yang disampaikan Dr. Catur bahwa rapid test tidak menentukan seseorang positif dan negatif Covid-19 karena tergantung dengan antibodi. Memang waktu pelaksanaan test yang menyebabkan terjadi perbedaan hasil,” ungkap Agus.

Agus menyampaikan yang bisa memastikan seseorang positif terpapar Covid-19 yaitu Swab/PCR.

“Kami menyarankan kepada Pak Mahmudi supaya tidak terjadi kontroversi berkenan untuk dilakukan swab. Akan tetapi Pak Mahmudi dengan haknya tetap bertahan dengan hasil dari RS. Siloam,” jelasnya.

Dua perbedaan yang terjadi antara Mahmudi dan tim gugus, Agus mengatakan akan melakukan rapat internal dan akan dilaporkan kepada ketua Gugus.

“Kita rapatkan dulu dan akan kami laporkan dulu pada ketua Gugus bagaimana tindakan selanjutnya,” tutup Agus.

Syaiful, Mata Madura

Exit mobile version