matamaduranews.com–BANGKALAN-Wakil Direktur RSUD Bangkalan dr Farhat Surya Ningrat. Sp.KK meluruskan kabar hasil rapid test Covid-19.
Kata dr Farhat, rapid test mudah sekali dilakukan. Namun, perlu interpretasi yang hati-hati karena hasilnya tidak selalu akurat. Sebab, pemeriksaan rapid test adalah screning atau pemeriksaan pendahuluan menggunakan sampel darah. Bukan swab tenggorokan.
“Jadi hasil rapid test itu tidak 99 persen benar terinfeksi corona,” terang dr Farhat kepada Mata Madura, Kamis (23/4/2020).
Begitu pun dengan hasil negatif rapid test menutup kemungkinan seseorang itu terinfeksi.
‘Ada kemungkinan false positive dan false negative. Lantas apa itu false negative dan false positive?,” sebut dr Farhat.
Katanya, false positive atau positif palsu jika dites dia positif tetapi sebenernya orang tersebut tidak terpapar virus atau penyakit.
“Contoh positif palsu kasus corona. Virus itu banyak macamnya, bukan hanya covid-19, bisa jadi saat dinyatakan positif hasil rapid test orang itu terinveksi virus lainnya, bukan covid-19,” jelasnya.
Ada juga false negatif atau negatif saat dites dia negatif tetapi pasien bisa jadi menderita atau terpapar covid-19.
“False negatif, contohnya saat kita di rapid test hasilnya negatif tetapi kita menderita covid-19. Itu pada kasus masa inkubasi. Karena rapid test itu di indonesia menggunakan antibodi. Kalau antibodinya belum terbentuk maka hasil rapid test-nya negatif,” terang dr Farhat.
Lantas cara menanggapi pasien positif hasil rapid test, tutur dr Farhat jika orang tersebut tidak ada gejala sesak, demam.
Pasien itu bisa isolasi mandiri di rumah. Tergantung kebijaksanaan dari daerah masing-masing.
“Jika hasil rapid test positif, jangan terlalu panik dan tegang. Rapid test positif belum tentu Covid-19. Yang menetukan (diagnosa) itu melalui pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR). Keliru jika menuduh orang rapid test-nya positif berarti orang tersebut positif terinfeksi virus corona,” ujarnya mengingatkan
Menurut dr Farhat, penyebaran Corona yang teruji hingga saat ini adalah memakai droplet?
Apa itu droplet?
“Droplet percikan atau tetesan contohnya kontak langsung, ada percikan air liur dan ludah yang menempel di tangan, pintu, kaca,” jelasnya.
“Nah jika ada yang terpapar positif corona, terus kita kontak langsung dengan jarak dekat, atau terkena air liurnya atau ludah. Itu yang cepat penularannya,” ucapnya.
dr Farhat berpesan agar tidak panik bila mengetahui ada orang yang dinyatakan positif usai menjalani rapid test Covid-19.
“Jangan panik orang yang positif usai menjalani rapid test Covid-19. Bisa jadi orang itu negatif terpapar virus corona. Begitu juga sebaliknya,” pungkasnya.
Karena itu, dr Farhat berpesan agar selalu jaga jarak, hindari kontak langsung, tidak berada di tempat keramaian dan ikuti imbauan pemerintah lainnya jangan lupa pakai masker.
“Jangan panik melihat orang hasil rapid test positif tetep waspada,” pesannya.
Syaiful, Mata Madura