Ratusan Penumpang Bus di Terminal Bangkalan Ngoceh Karena Ditarik Rp 200 Ribu Test Antigen

×

Ratusan Penumpang Bus di Terminal Bangkalan Ngoceh Karena Ditarik Rp 200 Ribu Test Antigen

Sebarkan artikel ini
Perotes Penumpang Bus di Terminal Bangkalan
Terlihat sikap penumpang bus di terminal Bangkalan yang ngoceh dan ngomel-ngomel karena dipungut biaya Rp 200 ribu per orang untuk hasil rapit test antigen sebagai syarat perjalanan keluar Madura. (matamadura.syaiful)

matamaduranews.comBANGKALAN-Ratusan para penumpang bus antar provinsi di terminal, jalan RE. Martadinata, Socah, Bangkalan ngoceh dan ngomel-ngomel setelah diminta bayar Rp 200 ribu per-orang usai menjalani test antigen sebagai syarat jalan ke luar Madura.

Karuan saja ratusan penumpang bus itu, ramai-ramai melakukan protes dengan bringas kepada Petugas Dishub Terminal Bangkalan.

Para penumpang menilai, biaya rapid test antigen di terminal Bus Bangkalan tergolong mahal. Sementara rapid test antigen di penyekatan Suramadu tergolong gratis alian tanpa bayar.

“Di akses Suramadu sisi Surabaya test antigen itu gratis. Kenapa kami dialihkan ke terminal Bangkalan lalu dipungut biaya test antigen dengan harus bayar Rp 200 ribu. Kami sangat kecewa,” teriak Hasanuddin salah satu penumpang Bus PO Hariyanto tujuan Bandung, Jawa Barat, Jum’at (11/6/2021) saat melakukan protes ke petugas Dishub di Terminal Bus Socah Bangkalan.

Hasanuddin menyebut, pemerintah selalu bikin aturan mendadak dan sewenang-wenang hingga bikin pusing rakyat bawah.

Protes ratusan penumpang bus terlihat bringas dan ngoceh ke sana kemari kepada petugas Dishub Terminal Bangkalan.

Petugas Dishub di Terminal Bus Socah tampak kewalahan melayani ocehan dan protes ratusan penumpang bus.

Petugas mengambil sikap pasrah dan membubarkan pelaksanaan rapid test antigen kepada setiap penumpang bus di Terminal Socah, Bangkalan.

Para penumpang pun diijinkan berangkat menaiki bus meski dari hasil rapid test antigen ada dua penumpang dinyatakan reaktif corona.

Slamet Kepala Seksi Pengendalian dan Operasional Dishub Provinsi Jatim mengaku dirinya sengaja membubarkan kerumunan para penumpang karena petugas Dishub yang stand by kewalahan menghadapi protes dan ocehan para penumpang.

“Para petugas kami sedikit. Sedangkan protes penumpang luar biasa. Akhirnya kami mengambil kebijakan untuk menberangkatkan para penumpang,” ucap Slamet kepada Mata Madura.

Slamet mengakui jika test antigen di terminal itu bersifat mandiri. Tanpa melibatkan Satgas COVID-19 Bangkalan.

“Kami hanya menginginkan para penumpang bus harus dilengkapi dengan surat sehat jalan. Kami punya wewenang sendiri untuk di terminal. Tapi tadi penumpang bus sangat banyak. Kami kewalahan melayaninya,” kata Slamet.

Sebelum pelaksanaan rapid test antigen di Terminal Socah Bangkalan. Setiap bus yang hendak menuju akses Suramadu dilakukan putar balik oleh petugas Dishub yang menjaga di lokasi pertigaan Tangkel, Burneh.

Petugas Dishub menyarankan bagi penumpang yang belum memiliki keterangan sehat dalam perjalanan agar melakukan test antigen di Terminal Bus Bangkalan.

Protes Ratusan Penumpang Bus di Terminal Bus Socah Bangkalan
Terlihat penumpang bus saat membayar Rp 200 ribu usai menjalani rapid test antigen. (matamadura.syaiful)

 

KTP dan Kartu Keluarga sopir bus diambil pertugas Dishub di Tangkel.

Jika penumpang bus sudah bayar biaya test antigen. KTP dan Kartu Keluarga si sopir boleh diambil di petugas DishubTangkel.

Hasanuddin salah satu penumpang bus bercerita, dirinya berangkat dari Kecamatan Blega menuju Bandung.

Saat di loket Bus Blega para penumpang bus ditanya soal test swab.

Sebagian penumpang, ada yang sudah memiliki hasil test rapid untuk bepergian. Sebagian penumpang tidak pegang.

Setelah ditanya oleh kondektur bus soal hasil swab dan rapid test. Bus tujuan Bandung berangkat dari Blega.

Sampai di pertigaan Tangkel, Burneh, Bangkalan. Bus yang ditumpanginya dicegat oleh petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Bangkalan.

Bus disuruh putar balik.

Pantauan Mata Madura di Terminal Bangkalan, Jumat siang. Para penumpang bus antri untuk menjalani rapid test antigen.

Para penumpang berkerumun usai turun dari bus menuju antrean.

Dari catatan Mata Madura, ada 18 bus luar provinsi yang diputarbalikkan menuju Terminal Socah, Bangkalan.

Sementara, petugas test tantigen hanya ada 4 orang yang stand by di terminal. 2 orang sebagai administrasi dan 2 orang yang melakukan tes antigen.

Akibat banyak antrean penumpang dan minim petugas yang hendak melakukan rapid test yang tak sebanding. Suasana jadi riuh.

Cekcok mulut antara penumpang dengan petugas Dishub serta petugas rapid test di terminal tak terhindarkan.

Selain antrean cukup melelahkan. Penumpang merasa keberatan dengan biaya test antigen terbilang mahal.

Para penumpang akhirnya berduyun-duyun mendatangi pos Dishub di terminal.

Mereka secara bringas minta rapid tes di Terminal Socah dibubarkan.

Petugas Dishub kewalahan dengan ocehan dan teriakan penumpang yang tak setuju dengan biaya rapid antigen yang begitu mahal.

Karena tak tahan denan ocehan dan omelan ratusan penumpang. Petugas Dishub membubarkan para penumpang untuk melanjutkan perjalanan.

Sementara itu, Irfan petugas kesehatan dari Fortuna Lab yang melayani rapid antigen berbayar di Terminal Socah, Bangkalan mengaku dirinya tak mengerti apa karena sebatas menjalankan tugas sebagai karyawan Fortuna Lab.

“Kami hanya menjalani tugas Pak-Bu. Kalau mau protes, silahkan protes pada Dinas Perhubungan,” kata Irfan saat menerima protes dari ratusan penumpang.

Syaiful, Mata Madura

KPU Bangkalan