Catatan

RSUD Sumenep Naik Kelas, dr Erliyati Jadi Sosok Kunci Transformasi

Oleh: Adiyono

RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep
Direktur RSUD Sumenep, dr. Erliyati, M.Kes.

matamaduranews.com– Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep resmi naik kelas dari tipe C ke tipe B. Peningkatan status ini bukan sekadar administratif, tapi hasil nyata dari transformasi panjang yang dipimpin oleh dr. Erliyati, MKes sejak April 2019.

Dibawah kepemimpinannya, RSUD Sumenep pelan-pelan berubah. Ruang IGD lebih tertata, kamar pasien makin nyaman, sistem antrean pun kini jauh lebih manusiawi. Puncaknya, Februari 2025 jadi momentum penting saat RSUD Sumenep dinyatakan lolos naik kelas oleh Kementerian Kesehatan RI.

Bukan cuma naik kelas, RSUD ini juga mengantongi Bintang Tiga Transformasi Digital dari BPJS Kesehatan. Sebuah pengakuan atas keberhasilan rumah sakit dalam mengimplementasikan teknologi secara efektif dan empatik.

“Digital tapi tetap manusiawi. Yang gaptek dibantu, yang bingung diberi penjelasan,” begitu semangat layanan yang diterapkan tim RSUD.

Tak hanya prestasi di internal, dr. Erliyati juga dipercaya menjadi perwakilan daerah dalam Rapat Kerja Teknis dan Seminar Nasional Unit Donor Darah PMI 2025 di Jakarta. Kepercayaan itu datang dari rekam jejak rumah sakit yang benar-benar hidup dan hadir di tengah masyarakat.

Tak Cuma Spanduk, Tapi Layanan yang Menyentuh

Bagi dr. Erliyati, melayani bukan slogan. Ia membuktikannya lewat sejumlah inovasi nyata:

Penambahan Dokter Spesialis: Poli Kanker, Jantung, Stroke, hingga Uro-Nefrologi (KJSU) diperkuat. Warga Sumenep kini tak perlu ke luar kota untuk mendapatkan layanan spesialis unggulan.

Transformasi Digital Humanis: RSUD pionir antrean online via Mobile JKN, tapi tetap menyediakan pendamping bagi warga yang kesulitan teknologi.

Fasilitas Ramah Pasien: Meja Konsultasi Mobile JKN (MJKN) dan Instalasi Peduli Pelanggan (IPP) hadir untuk membantu proses administrasi yang sering membingungkan pasien.

Inovasi Medis Canggih: RSUD sukses menjalankan operasi tumor tiroid tanpa pisau bedah dengan teknologi Radio Frequency Ablation (RFA) — cepat, minim risiko, tanpa rawat inap.

Fasilitas Penuh Empati: Antrean obat diurai lewat perluasan apotek, ruang tunggu keluarga pasien ditambah, agar keluarga bisa menunggu dengan tenang.

Layanan Sosial “La Sehat”: Antar-jemput gratis untuk pasien yang kesulitan transportasi pulang — bentuk nyata pelayanan dengan hati.

Tegar Hadapi Kritik, Fokus Tetap Pelayanan

Tentu, jalan tak selalu mulus. dr. Erliyati sempat diterpa isu soal rekrutmen tenaga melalui skema Ikatan Kerja Sama (IKS). Tapi semuanya dijalankan sesuai regulasi: mengacu ke Permendagri No. 79/2018, Perbup Sumenep No. 57/2020, dan SK Direktur.

“RSUD ini milik masyarakat Sumenep, bukan milik direktur, dokter, atau siapa pun,” tegasnya suatu waktu.

Visinya sederhana, tapi kuat: “Bismillah Melayani.” Kalimat yang kini hidup di setiap sudut rumah sakit, dari meja pendaftaran sampai ruang operasi.

Bagi banyak orang, dr. Erliyati ibarat lilin. Memberi terang di tengah gelap, meski kadang harus membakar dirinya sendiri.

Exit mobile version