Rumah Sakit Penuh, Kisah Sedih Pasien Covid-19 di Bangkalan Terlunta-lunta Ingin Berobat

×

Rumah Sakit Penuh, Kisah Sedih Pasien Covid-19 di Bangkalan Terlunta-lunta Ingin Berobat

Sebarkan artikel ini
Bangkalan Zona Merah
Polda Jatim kerahkan pasukan di Zona Merah Bangkalan guna cegah penyebaran Covid-19. (Foto for Mata Madura)

matamaduranews.comBANGKALAN-Kisah sedih dialami satu keluarga di Bangkalan yang terkonfirm Covid-19. Untuk berobat, mereka harus terlunta-lunta mencari rumah sakit di Bangkalan hingga ke Surabaya.

Sebab, tingkat keterisian rumah sakit di Bangkalan sudah penuh dengan pasien Covid-19.

Dari Bangkalan mereka mencari rumah sakit hingga ke Surabaya juga gagal. Semua rumah sakit rujukan covid-19 di Surabaya juga penuh pasien Covid-19.

Satu keluarga-suami-istri dan anaknya yang masih TK- dari keluarga pra sejahtera harus kembali ke Bangkalan sambil menahan sakit pusing dan sesak nafas.

Kisah ini disampaikan Mathur Husyairi, anggota DPRD Provinsi Jatim kepada redaksi Mata Madura, Sabtu 19 Juni 2021.

Berikut kisahnya:

Tanggal 14 Juni 2021. Saya mendapat pesan WhatsApp (WA) dari seorang teman. Dia mengeluh drop dan merasa akan sakit.

Keesokan harinya, saya di WA lagi. Si teman minta dikirimin beras (sembako) karena dia sudah tidak bisa kerja. Sebagai tulang punggung keluarga. Teman saya bekerja hari ini untuk dimakan besok harinya.

Tanggal 17 Juni 2021 jam 02.47 saya di WA lagi. Teman saya ini mengeluh sakit dan sudah tidak kuat menahan sakit. Termasuk ibunya, istri dan anaknya juga sakit.

Hari itu juga saya minta dia sekelurga datang ke RSU Bangkalan untuk melakukan swab. Tiba di RSU Bangkalan jam 08.16 sudah masuk IGD dan akan diambil tindakan swab.

Ternyata adalah masalah dengan tenaga kesehatan yang mau melakukan swab. Terjadi salah paham dan dialog yang tak pantas diucapkan dari kedua belah pihak.

Lalu teman saya dan keluargnya milih pulang tanpa ada hasil swab karena gagal memperoleh lender dalam hidung.

Jam 15.17 WIB. Teman saya melakukan swab di klinik fortuna. Hasilnya posititf bersama istri dan anaknya yang berusia TK.

Saya dan beberapa teman merasa punya tanggungjawab untuk mencarikan RSU yang bisa menampung tiga pasien covid dengan gejala dan keluhan.

Sementara Rumah Sakit di Bangkalan penuh.

Hingga jam 18.40 mencari ambulan di Bangkalan tidak ada. Semua mobil ambulan lagi mobile.

Beruntung ada teman yang ngasih kontak Public Safety Center (PSC) Kabupaten Bangkalan untuk minta bantuan ambulan membawa tiga pasien covid ke Surabaya.

Jam 19.06 ada kabar baik. Mobil ambulan PSC Bangkalan bersedia mengantar teman saya bersama isti dan anaknya ke Surabaya.

Beberapa jam kemudian. Mereka dibawa ambulan PSC Bangkalan mencari Rumah Sakit yang menangani pasien covid-19 di Surabaya.

Sebelum ambulan berangkat ke Surabaya. Saya menghubungi sejumlah rumah sakit yang direkomendasi Pemprov Jatim agar bisa menangani pasien covid-19 dari Bangkalan.

Jam 23.25 pasien tiba di RSU dr. Soetomo. Namun, RSU milik pemprov Jatim ini sudah full dengan pasien covid-19.

Sambil memantau dari jauh. Saya sarankan ambulan bergeser ke RS Lapangan Indrapura. Ternyata kondisinya juga sama. Full dengan pasien.

Setelah cukup berkeliling nyari rumah sakit rujukan. Sekitar jam 02.00 dengan terpaksa ketiga pasien sambil menahan sakit dibawa pulang ke rumahnya di Bangkalan.

Pada hari jumat 18 Juni 2021. Saya dapat kabar teman saya bisa mendapatkan perawatan di RSU Bangkalan. Namun hanya dia seorang. Sedangkan istri dan anaknya tak bisa dirawat karena ruang terbatas.

Isti dan anaknya mencoba bertahan di rumah dengan sakit menggigil dan panas.

Harus berapa pasien covid di Madura khususnya Bangkalan yang harus mengalami hal yang sama seperti teman saya ini???

Masyarakat takut dan panik. Warga 4 Kecamatan di Bangkalan berjatuhan sakit dan meninggal dunia,

“Sementara pemerintah (negara) lamban bahkan tampak bingung harus berbuat apa,” pungkas Mathur mengakhiri ceritanya.

redaksi

KPU Bangkalan