matamaduranews.com-Hampir satu minggu ini. Warga Pulau Sapudi kesulitan mencari BBM.
Ironiyang menyayat. Bagaimana Pulau Sapudi, Sumenep yang menjadi salah satu kantong migas ini, warganya justru harus bingung mencari setetes Bahan Bakar Minyak (BBM).
Dalam unggahan TikTok akun Cak Kiki__ bertajuk “Tangisan Warga dan Darurat BBM di Pulau Sapudi”, tergambar potret getir kehidupan sehari-hari: harga eceran BBM melonjak hingga Rp25.000 per liter.
“Nelayan tak bisa melaut, guru-guru kesulitan berangkat mengajar, pelayanan publik tersendat. Sapudi seakan lumpuh di tengah lautannya sendiri,” unggahnya.
Lain tempat. Nyi Sanima, nenek asal Kalowang. Berucap ke cucunya:
“Sanonto malarat nyare bensin, cong… sepeda motor tak bisa jalan, dagangan tak bisa diantar,” keluhnya.
Di halaman TikTok lain, video-video pendek menampilkan wajah-wajah lelah warga Sapudi. Ada yang menuntun sepeda motor tanpa bensin, ada pula nelayan yang hanya bisa menatap laut.
Semua disertai hashtag populer #DaruratBBM #SapudiMenjerit yang kini ramai dibagikan netizen.
Unggahan ini memantik diskusi panas soal ketimpangan distribusi energi di daerah penghasil migas – sebuah ironi yang menampar nurani siapa pun yang menontonnya. (*)