Sebelum BMKG ke Sumenep, BPBD Jatim Sebut Madura Potensi Tsunami

×

Sebelum BMKG ke Sumenep, BPBD Jatim Sebut Madura Potensi Tsunami

Sebarkan artikel ini
Madura Potensi Tsunami
Ilustrasi - Perahu-perahu nelayan. (GATRA)

matamaduranews.com-SURABAYA-Sebelum BMKG pusat meninjau lokasi jalur evakuasi di Pelabuhan Kalianget apabila terjadi tsunami di Sumenep.

Pertengan Maret 2021, BPBD Jatim telah merilis bahwa kawasan Madura punya potensi tsunami.

Hal ini selain wilayah Selatan Jawa yang lebih dulu disebut berpotensi tinggi gempa diikuti tsunami.

“Di BMKG pernah mempublish wilayah Madura punya potensi (gempa dan tsunami) dengan kategori sedang. Daerahnya di Sampang, Bangkalan,” ujar Gatot Soebroto, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim seperti dikutip detikcom, Senin (15/03/2021).

Menurut Gatot, meski wilayah Madura memiliki potensi, namun tidak setinggi di kawasan Selatan Jatim. Pihaknya terus mensosialisasikan konsep 20 agar masyarakat siap apabila sewaktu-waktu terjadi bencana alam.

“Kalau Banyuwangi, Jember, Lumajang, Blitar, Trenggalek, Tulungagung, Malang, Pacitan itu memang potensinya tinggi. Kalau Madura sedang. Tentunya kita terus sosialisasi, kita juga tidak tahu kapan akan terjadi, namun masyarakat tetap harus siap dan mengerti akan konsep 20,” terangnya.

Sejauh ini, lanjut Gatot, BPBD Jatim telah memberi papan imbauan di kawasan-kawasan rawan gempa dan tsunami. Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan kabupaten/kota terkait rencana pembuatan shelter.

Sebelumnya, 8 kabupaten yang rawan tsunami dengan risiko tinggi menurut BPBD Jatim ada di Banyuwangi, Jember, Lumajang, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, dan Pacitan.

BPBD Jatim juga terus gencar mensosialisasikan konsep 20. Konsep ini berarti 20 detik setelah gempa, maka seseorang harus segera berlari mencari tempat dengan ketinggian 20 meter dalam waktu 20 menit.

“Kesiapsiagaan ini membuat orang-orang cepet lari kalau ada tsunami. Dengan memahami konsep tsunami, dan mengerti sarana prasarananya, maka warga di sekitar pantai atau yang ada di pantai saat gempa terjadi sudah mengerti apa yang harus dilakukan,” beber Gatot.

BPBD Jatim juga telah melakukan penghijauan di kawasan pinggir pantai agar bisa memecah kekuatan saat tsunami terjadi. Ada juga alat early warning system yang dipasang BPBD serta BMKG di 8 kabupaten yang rawan gempa dan tsunami.

“Kami juga menyiapkan desa tangguh bencana (Destana) mengajarkan bagaimana masyarakat mengenal konsep 20 tadi. Kita juga bangun jalur evakuasi untuk temen-temen yang akan melarikan diri atau melakukan kegiatan evakuasi. Perlu juga adanya kerja sama dengan pengawas pantai sehingga ada yang mengingatkan ke masyarakat saat potensi itu terjadi,” pungkasnya. (*)

KPU Bangkalan