‘Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas’ Siap Tayang di Bioskop

×

‘Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas’ Siap Tayang di Bioskop

Sebarkan artikel ini
Filma Rindu Harus Dibayar Tuntas
Cuplikan film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas.

matamaduranews.com-Film diadaptasi dari novel Eka Kurniawan dengan judul ‘Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas’ siap tayang di bioskop Indonesia.

Film yang dibintangi oleh Marthino Lio dan Ladya Cheryl ini, sebelumnya berkelana mengikuti beragam festival di kancah internasional.

Film Garapan Edwin yang berhasil menjadi pemenang hadiah utama Golden Leopard di Festival Locarno, akan dijadwalkan tayang pada 2 Desember mendatang di bioskop seluruh Indonesia.

Selain Marthino Lio dan Ladya Cheryl, film ini turut dibintangi Reza Rahadian, Ratu Felisha dan juga Sal Priadi. Film adaptasi novel ini juga mendapatkan klasifikasi umur 17+ dari Lembaga Sensor Film. Jadi, jika ingin menyaksikan film ini pastikan kamu sudah berusia 17 tahun.

Film ini berfokus pada Ajo Kawir, seorang jagoan yang tak takut mati. Ia memiliki hasrat besar untuk bertarung sebab ingin merahasiakan kekurangannya sebagai penderita impoten. Suatu ketika ia berhadapan dengan seorang petarung perempuan tangguh bernama Iteung yang membuat ia jatuh cinta.

Bisakah Ajo menjalani kehidupan yang bahagia bersama Iteung dan dapat berdamai dengan dirinya sendiri?

Film ini dengan berani mengambil tema kisah cinta tragis di dunia yang maskulin. Sang sutradara mengangkat isu toxic masculinity di mana ia tak hanya menjadi seorang sutradara saja namun turut serta menulis naskahnya bersama Eka Kurniawan.

“Tumbuh besar di masa kejayaan rezim militer, cerita dan mitos mengenai heroism dan kejantanan lelaki menjadi sangat familiar bagi saya. Kejantanan adalah tolak ukur kelakian dan budaya toxic masculinity memaksa para lelaki untuk tidak terlihat lemah masih terpampang kuat di Indonesia saat ini,” ujar Edwin

“Masyarakat di zaman sekarang seharusnya sudah bisa membuka pikirannya untuk tidak memaksakan sesuatu yang pada kenyataannya bukan menjadi tolak ukur yang selalu melekat erat. Saya melihat jika Indonesia sedang berusaha keras mencoba untuk mengatasi rasa takutnya akan impotensi, ketakutan yang membawa kita kembali ke budaya kekerasan yang dinormalisasi,” tambahnya.

Tentunya film ini tidak hanya berfokus pada Ajo Kawir saja, namun juga menceritakan sosok Iteung yang merupakan seorang perempuan dengan nyali tinggi dan kemampuan bertarung yang mumpuni. Sosok tersebut diperankan oleh Ladya Cheryl.

Film ‘Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas’ mengambil latar waktu di akhir tahun 80an dan awal 90an, sehingga membuat sutradara berusaha menghadirkan estetika sinema dari era tersebut melalui banyak cara. Salah satunya adalah penggunaan seluloid.

Edwin menjelaskan, “Referensi saya tentang gambar sangat dipengaruhi oleh imaji-imaji yang terekam dalam berbagai acara TVRI seperti Flora dan Fauna, Sesame Street, hingga Si Unyil yang kebanyakan menggunakan medium pita seluloid 16mm.

Menurutnya penggunaan 16 mm adalah representasi realita sehari-hari yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan dan kenangan terhadap periode 80/90an. Tentu saja keinginan menggunakan pita seluloid dalam proses shooting film ini perlu didukung oleh para produser yang gigih dalam merealisasikannya.

Pita seluloid, selain harganya yang sedikit lebih mahal dibandingkan dengan medium digital, di Indonesia tidak ada lagi laboratorium dan distributor pita film 16mm. Segala pengerjaan laboratorium pun mau tak mau harus dikerjakan di Jepang.

Sebuah pilihan yang tidak mudah mengingat segala sesuatunya juga harus dikerjakan dalam masa pandemi. Meiske Taurisia, dan Muhammad Zaidy selaku produser percaya bahwa setiap cerita, dan karakter dalam film harus dituturkan dengan caranya yang unik.”

Untuk “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas”, Edwin melakukan kolaborasi internasional dengan menggandeng Director of Photography, Akiko Ashizawa yang berasal dari Jepang untuk menghasilkan visual yang sesuai dengan apa yang ia inginkan.

Film ini telah berkeliling ke festival film berbagai negara seperti Toronto, Hamburg, Busan, dan London. Lebih dari 30 festival diikuti oleh film ‘Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas’ dan sebelum kembali pulang ke Indonesia film ini juga terpilih sebagai pembuka dalam Singapore International Film Festival pada 25 November mendatang. (kempalan)

KPU Bangkalan