Politik

Seperti Puisi Negeri Amplop Gus Mus

Negeri Amplop
Amplop kosong diterima pedagang Pasar Cicahem Bandung.

Vote buying dan money politics menjadi fenomena yang jamak dalam praktik demokrasi di Indonesia.

Edward Aspinall dan Ward Berenschot menulisnya dalam buku ‘’Democracy for Sale’’ jual-beli demokrasi, untuk menggambarkan bagaimana proses demokrasi itu dikendalikan oleh amplop.

Aspinall dan Berenschot mengungkap bahwa untuk mendapatkan rekomendasi partai seorang calon harus menyiapkan amplop untuk membayar mahar politik.

Mahar adalah sejumlah uang atau barang yang diberikan sebagai tanda sahnya ikatan perkawinan. Dengan mahar itu hubungan menjadi halal.

Mahar seharusnya sakral, tetapi menjadi tercemar ketika ditempeli kata ‘’politik’’. Mahar politik berarti amplop yang diberikan untuk mendapatkan rekomendasi politik dari partai politik. Mahar perkawinan sifatnya halal, mahar politik bersifat haram.

Transaksi amplop politik untuk pembayaran mahar ini lebih mirip seperi transaksi jual putus.

Setelah pembeli membayar sejumlah uang dan barang diberikan, maka transaksi selesai.

Politisi yang mendapat rekomendasi dari partai tidak akan memakai jaringan partai sebagai mesin kemenangan, tetapi membentuk tim sukses sendiri.

Praktik tim sukses yang lepas dari parpol pendukung ini menjadi fenomena khas yang hanya dijumpai di Indonesia.

Aspinall dan Berenschot melakukan penelitian komparatif di India dan Argentina untuk memperbandingkannya dengan Indonesia.

Hasilnya ditemukan bahwa fenomena tim sukses dan relawan hanya ada di Indonesia.

Di India dan Argentina jaringan partai menjadi jaringan mesin pemenangan dalam pemilu. Di Indonesia jaringan tim sukses lebih diandalkan ketimbang jaringan partai.

Exit mobile version