MataMaduraNews.com–SUMENEP-Hadirkan nuansa berbeda daripada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun sebelumnya. Tahun 2018 Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur hadirkan permainan kuno.
Waktu itu, usai Upacara Hardiknas 2018, di halaman Pemkab terlihat Bupati Sumenep KH. A Busyro Karim bersama Wabup Achmad Fauzi, didampingi Kepala Dinas Pendidikan H. A. Shadik sedang bermain Rap Kerraban.
Kepala Dinas Pendidikan Sumenep H. A. Shadik menjelaskan bahwa Rap Kerraban merupakan permainan anak-anak Madura, khususnya Sumenep di jaman sebelum era globalisasi. Rap Kerraban yakni mengadu kecepatan layaknya seperti sapi kerapan. Hanya saja alat permainan itu terbuat dari bambu sebagai keleles dan ada roda yang terbuat dari tembikar, kayu atau pada saat ini terbuat dari ban bekas yang diberi karet.
“Seiring berkembangnya jaman, permainan warisan budaya lokal tersebut nyaris hilang, anak-anak lebih gemar main game,†jelas Shadik, Rabu (02/05/2018).
Karenanya, pada momentum Hardiknas tahun ini permainan tersebut kembali diangkat. Tujuannya untuk menghidupkan kembali permainan yang sudah hampir punah itu. Sehingga ,para anak didik bisa bermain permainan tradisional tersebut.
“Untuk menghidupkan kembali warisan budaya lokal ini, kami berusaha memberikan inovasi terhadap para anak didik dengan melombakan Rap Kerraban,†tutur Shadik.
Tidak hanya Rap Kerraban, menurut Shadik, ada banyak budaya lokal yang mulai hilang di masyarakat. Di antaranya lomba dungngeng (dongeng) madura, lomba pal-kapalan, lomba tan-pangantanan, rap-kerraban, salodur, syair madura, bal-budi, dan tenjak.
â€Tahun 2018 ini, kami sengaja menggelar lomba budaya lokal antar siswa, sehingga bisa menghidupkan kembali budaya lokal yang hampir hilang tersebut,†kata Shadik.
Tentunya, sambung Shadik, ke depan pihaknya akan melibatkan lembaga-lembaga pendidikan. Supaya para siswa-siswi diajari dan diberi waktu untuk bermain permainan-permainan khas Sumenep tersebut.
Merespon upaya Disdik Sumenep dalam hal inovasi budaya dan permainan lokal, Bupati Busyro Karim mengaku sangat mendukung terhadap langkah-langkah itu. Sebab dengan demikian, generasi ini tidak buta sejarah dan kekayaan budaya yang sudah diwariskan oleh pendahulu.
“Ini memang harus digairahkan kembali kepada anak-anak kita, sebab Rap Kerraban ini kekayaan budaya lokal,†imbau suami Nurfitriana.
Selain alasan tersebut, kenapa Bupati Busyro sangat mendukung, karena di era globalisasi ini perkembangan teknologi cukup pesat. Sehingga, butuh permainan ataupun aktivitas penyeimbang bagi anak-anak.
“Saya sangat apresiasi dengan kegiatan yang digelar oleh Dinas Pendidikan Sumenep ini, jadi budaya lokal akan terus tertanam kepada anak cucu atau penerus bangsa, meski jaman terus berubah dan berkembangnya teknologi,†tegas Bupati dua periode tersebut.
Saat itu, pertama kali disampaikan bahwa Bupati Busyro Karim bersama Wabup Fauzi serta jajaran Forkopimda akan diberi kesempatan bermain Rap Kerraban, semua hadirin terlihat sumringah. Sebagian lagi tampak penasaran seperti apa bentuk dan pola permainan Rap Kerraban.
Rusydiyono, Mata Madura