Nasional

Sesepuh NU dan PMII; KH Ahmad Bagja Wafat

Pemikir NU dan sesepuh PMII, KH Ahmad Bagja.

matamaduranews.comInnalillahi wa inna ilaihi raajiun. Pemikir NU dan sesepuh PMII, KH Ahmad Bagja menghembuskan nafas terakhir di RS Medical Center (JMC), Jakarta, pada Kamis (6/2) dini hari ini pukul 01.09 WIB.

KH Ahmad Bagja lahir di Kuningan, Jawa Barat 1945. Almarhum dikenal sebagai Ketua Umum PB PMII periode 1977-1981.  Selain itu, almarhum juga pernah menjadi Ketua Umum Dewan Mahasiswa IKIP Jakarta, Ketua Badan Koordinasi Senat-senat Mahasiswa IKIP se-Indonesia (1970).

Jabatan penting lain almarhum adalah Sekjen PBNU pada periode kedua kepengurusan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tahun 1989-1994.

Almarhum KH Ahmad Bagja dikenal dengan pemikiran-pemikirannya yang ingin agar NU tetap maju. Dalam catatan NU Online, almarhum ingin NU Menjadi Lebih Baik.

KH Ahmad Bagja menawarkan pengurus dan warga NU harus mempunyai impian besar.

“Dengan impian yang besar, masalah-masalah yang dihadapi akan terlihat kecil. Sebaliknya, jika memiliki impian kecil, masalah kecil pun akan terlihat besar,” ungkap KH Ahmad Bagja, suatu waktu.

Menurutnya, bila menginginkan NU menjadi besar, jangan memikirkan sisi kurang baik dari NU, tetapi pikirkankanlah kebaikan yang ada pada NU.

“Harus kita syukuri juga kita menjadi orang NU. Kita harus memikirkan bagaimana menjadi orang NU yang baik dan berupaya menjadikan NU lebih baik lagi,” katanya.

Ahmad Bagja mendorong generasi muda NU untuk menjadikan IPNU, IPPNU, PMII, GP Ansor sebagai proses untuk mendidik diri. Demikian juga dengan menjadi anggota dan pengurus NU dijadikan proses mendidik diri masing-masing.

“Kaderisasi itu adalah seluruh proses kita dalam berorganisasi di mana pun kita berada. Totalitas kita di situ itulah kaderisasi yang sebenarnya. Itu diwujudkan ketika misalnya menjadi panitia kita menjadi yang terbaik, mencapai yang terbaik,” terangnya.

Ia meyakini kebaikan-kebaikan semacam itu memudahkan hidup. Energi kebaikan menjadi modal besar dan sekaligus sebagai kekuatan.

“Kalau kita berpikir kita ini biasa saja, seribu kali kita mendengar nasihat atau dorongan orang untuk maju, kita akan biasa-biasa saja. Yang membuat kita luar biasa adalah diri kita sendiri,” tuturnya.

sumber: nuonline

Exit mobile version