Subhanallah, Ternyata Ini Isyarat KH Moh. Ma’ruf Sehari Sebelum Wafat

×

Subhanallah, Ternyata Ini Isyarat KH Moh. Ma’ruf Sehari Sebelum Wafat

Sebarkan artikel ini
KH. Moh. Ma'ruf, Rais Syuriyah MWC NU Gapura
Ucapan duka dan sungkawa atas wafatnya KH. Moh. Ma'ruf dari Keluarga Besar MWC NU Gapura. (Foto Khairul Umam for Mata Madura)

matamaduranews.comSUMENEP-Berpulangnya KH Moh. Ma’ruf, kiai sepuh sekaligus ulama kharismatik asal Desa Banjar Barat, ke rahmatullah meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya pun Keluarga Besar MWC NU Gapura, Kabupaten Sumenep, Madura.

Kiai Kampung yang disebut K. A. Dardiri Zubairi sebagai ‘Perawat NU dan NKRI’ dalam salah satu tulisannya itu, wafat tanpa diduga di kediamannya pada Senin (20/01/2020), sekitar pukul 17.00 WIB.

Kepergian Kiai Ma’ruf, demikian akrab dipanggil, memang nyaris tak disangka oleh para warga NU di Kecamatan Gapura. Sehingga, berita duka dari sosok dikenal alim nan tawadhu’ yang membanjiri grup WhatsApp dan sosial media itu membuat Nahdliyin terkejut.

Namun, tahukah bahwa ada ucapan dari Rais Syuriyah MWC NU Gapura tersebut yang dapat dianggap isyarat sebelum berpulang ke rahmatullah?

Berdasarkan penuturan Ketua Tanfidziyah MWC NU Gapura, K. Muhammad Syahid melalui Wakil Sekretarisnya, H. Khofifi Ariyanto, Kiai Ma’ruf sempat menyampaikan beberapa hal kepada sejumlah pengurus MWC NU Gapura yang sowan ke ndalem beliau pada Ahad siang (19/01/2020) kemarin.

“Beliau kemarin, hari Ahad tanggal 19/01/2020 masih terima kami, Pengurus MWC NU Gapura di rumah beliau sekitar pukul 12.05 WIB,” kata Khofifi, Senin (20/01/2020) malam, memulai ceritanya pada Mata Madura.

Waktu itu, Kiai Ma’ruf bercerita tentang penyakit yang dideritanya kepada pengurus MWC NU Gapura yang sowan dalam rangka menjenguk. Yang salah satunya, ternyata merupakan sebuah isyarat kepergian tanpa duga.

“Sebenarnya ada dawuh beliau yang menjadi perhatian kami bersama. Kemarin itu beliau berdawuh “kedhi’ engko’ la ecabuda mon Allah” (jangan-jangan nyawa saya mau dicabut oleh Allah, red),” tutur Khofifi via WhatsApp.

Namun, ia mengaku tak punya dugaan yang jauh terkait ucapan Kiai Ma’ruf itu. Sampai akhirnya, Ketua Dewan Syariah KSPPS BMT NU Jawa Timur tersebut wafat sore tadi.

“Kemarin itu acara jenguk beliau, karena mestinya hari Ahad ada acara menghadiri RAT BMT NU. Kami ada 8 orang dari MWC NU Gapura yang ke sana,” ujar Khofifi.

Ia pun tak menyangka bahwa pertemuan yang berlangsung sejak sekitar pukul 12.05-12.35 WIB itu merupakan pertemuan terakhir Kiai Ma’ruf dengan para pengurus teras MWC NU Gapura.

“Ternyata hari ini beliau meninggalkan kita semua,” kata Khofifi, penuh duka.

Alhasil, kepergian Kiai Ma’ruf meninggalkan duka mendalam bagi Keluarga Besar MWC NU Gapura. Selain tak terdengar sakit keras,  Kiai Ma’ruf diketahui masih sempat menjadi Imam Shalat Dzuhur sebelum tutup usia.

“Kami sangat kehilangan, dan meninggalnya beliau membuat kami kaget. Shalat Dzuhur beliau masih ngimamin” kata Khairul Umam, Sekretaris MWC NU Gapura, Senin (20/01/2020) malam.

Untuk diketahui, Kiai Ma’ruf wafat pada usia 77 tahun. Informasi yang dihimpun Mata Madura, kiai NU itu lahir pada tahun 1943, yang berarti dua tahun sebelum Indonesia Merdeka.

Sementara berdasarkan hasil keputusan keluarga yang diterima Mata Madura melalui H. Khofifi Ariyanto, jenazah Kiai Ma’ruf akan dikebumikan besok, Selasa (21/01/2020) pagi.

“Jenazah akan dishalatkan besok pukul 10.00 WIB di rumah duka atau Masjid Al Munawwaroh Banjar Barat  Gapura,” kata Khofifi via WhatsApp, Senin (20/01/2020) malam.

Rafiqi, Mata Madura

KPU Bangkalan