Berita Utama

Sumenep Diusulkan Ibu Kota Provinsi Madura

Ketua LSM Sorban Mera, Firman Syah Ali saat menanggapi pemateri Seminar Nasional Madura Menuju Provinsi

matamaduranews.com-PAMEKASAN-Salah satu syarat terbentuknya provinsi baru adalah ibu kota provinsi. Menurut Safrizal, Direktur Penataan Daerah, Otsus dan DPOD, Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, lokasi ibu kota provinsi perlu disepakati terlebih dahulu sebelum pengajuan pembentukan provinsi baru.

Pernyataan Syafrizal disampaikan sebagai nara sumber dalam Seminar Nasional Madura Menuju Provinsi di Pendopo Ronggosokawati, Pamekasan, Minggu (12/4/2017).

Menanggapi pernyataan Syafrizal, Ketua LSM Sorban Mera, Firman Syah Ali membuat usulan menarik. Putra kelahiran Pamekasan ini, mengusulkan daerah Sumenep sebagai ibu kota Provinsi Madura.

Dikatakan, Sumenep sebagai ujung timur Pulau Madura sangat strategis sebagai ibu kota Provinsi Madura. Dia beralasan, pertumbuhan ekonomi bakal merata ketika orang yang akan menuju ke ibu kota provinsi melewati kabupaten-kabupaten sebelumnya. Sehingga, katanya, akan menuncul pertokoan dan hotel serta kuliner sepanjang jalan menuju ibu kota provinsi.

Alasan lain Firman menyebut faktor sejarah bahwa Sumenep pernah menjadi pusat kerajaan Singosari di daerah Madura. Begitupun saat terbentuknya Kerajaan Majapahit sebagai cikal bakal nusantara tidak lepas dari peran serta Raja Sumenep, Joko Tole.

Firman menjelaskan, daerah Madura yang memiliki dignity sejarah hanya Sumenep. “Salah satu alasan mengusulkan Provinsi Madura adalah faktor sejarah. Dan bukti-bukti sejarah di Madura hanya Sumenep yang bertahan. Keraton dan Masjid Agung peninggalan raja Sumenep menjadi bukti nyata bahwa Sumenep sebagai pusat peradaban di Madura, terangnya.

Letak ibu kota yang diusulkan Firman adalah daerah Dungkek, Kecamatan ujung timur Pulau Madura. Sehingga, katanya, jika orang-orang kepulauan datang ke ibu kota provinsi Madura jarak tempuh dekat. Dengan sendirinya berfek kebangkitan pembangunan dan ekonomi kepulauan.

“Ini pemikiran saya agar pembangunan di Madura lebih merata. Jika ibu kota provinsi Madura diletakkan di Pamekasan, pembangunan di ujung timur Madura bakal timpang karena jarak dilalui orang-orang yang akan ke ibu kota provinsi. Selain itu, geografis Madura yang banyak pulau-pulau juga sulit tersentuh pembangunan,” ujarnya meyakinkan kepada MataMaduraNews.com, usai mengikuti seminar nasional Madura Menuju Provinsi.

Kenapa tidak memilih Pamekasan? Firman mengatakan, Pamekasan menjadi karesidenan Madura merupakan produk Belanda. Sementara Sumenep sudah dari Kerajaan Singosari dipilih sebagai kota strategis dalam membangun sebuah peradaban di Madura.

Hambali Rasidi, Mata Madura

Exit mobile version