matamaduranews.com–BANGKALAN-Kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Syamrabu Bangkalan perlu berbenah. Selama tiga tahun, masyarakat Bangkalan selalu mengeluh soal pelayanan rumah sakit milik Pemkab Bangkalan ini.
Pesan ini disampaikan Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Muhyi setelah melakukan Survei Online di Media Sosial (Medsos) melalui sarana Facebook selama tiga tahun.
DKR melakukan survei di medsos karena dirasa lebih objektif. Masyarakat tak ada beban untuk unjuk suara terkait pelayanan RSUD Syamrabu Bangkalan.
“Survei medsos kami lakukan sejak 3 tahun lalu. Tiap tahun selalu kami update kembali. Kami refresh untuk melihat peningkatan mutu pelayanan di RS Syamrabu Bangkalan,” jelas Muhyi kepada Mata Madura, Rabu (23/10/2019).
Dijelaskan Muhyi, pertanyaan yang disampaikan sangat simpel, “Bagaimana pelayanan RSUD Bangkalan menurut anda? Upayakan jawaban di sertai alasan,” ucap Muhyi mengutip pertanyaan yang diajukan ke netizen lewat akun facebook-nya.
Dalam unggahan di Facebook-nya juga ikut ditandai para tokoh sentral dan masyarakat di Bangkalan.
Lalu unggahan tersebut, mendapat atensi dari netizen. Mereka saling bersahutan dengan berbagai komentar.
Salah satu pemilik akun Facebook, Robin Van Behri berkomentar dengan kalimat “Kekurangan Tenaga Medis Dan Untuk Pelayanan 55% Kurang Puas,” tulisnya.
Komentar senada disampaikan akun bernama Mak Ndut. Dia mengeluh dengan ungkapan “sangat-sangat kurang memuaskan. Masak ya, keluarga pasien yang disuruh ganti sendiri infusnya, terus belum lagi yang mengganti air kencing, perawatnya kerja apa, main HP aja,” sebutnya.
Keluh kesah netizen lain mengutarakan soal pelayanan. “Pelayanan masih kurang terkait attitude pegawainya, jadi perlu training khusus attitude sehingga setiap pasien yang dateng kalau cara melayaninya dengan hati, insyaallah secara sugesti sudah sembuh, tidak berbanding lurus dgn megahnya bangunannya,” jelas pemilik akun bernama Azis Parman ini.
Mata Madura saat menyaksikan perbincangan yang lagi viral di medsos itu, menghubungi Ketua DKR Bangkalan, Muhyi. Lalu menjelaskan soal persepsi masyarakat Bangkalan antara RS swasta dan RS Syamrabu Bangkalan.
Hasilnya? Perbandingan pelayanan yang lebih bagus RS swasta dibanding RSUD Syamrabu.
Muhyi mengaku, selama ini banyak memberikan masukan ke manajemen RSUD Syamrabu agar lebih memperbaiki dari sisi kualitas pelayanan.
“Kita tak selalu mengkritisi terus, tetapi kita memberikan masukan pada RSUD. Termasuk memberi masukan kepada masyarakat agar dapat mencintai RS milik Pemkab ini,” sambutnya.
Muhyi mengakui masyarakat Bangkalan banyak mengeluh soal attitude pelayanan ke pasien dan keluarga pasien.
“Progres RS tidak seimbang dengan adanya sarana dan prasarana. Tampak luar bangunan sangat megah, tapi pelayanan kadang tak sesuai harapan masyarakat,” imbuhnya.
Karena itu, Muhyi berharap manajemen RSUD Syamrabu untuk segera berbenah. Masyarakat sangat merasakan perbedaan di RS lain soal kepuasaan pelayanan.
“Cobalah kunjungan ke PHC, tingkatannya lebih kecil daripada RS Bangkalan. Tetapi masyarakat merasa dihargai, pelayanan luar biasa. Tak kecewa masyarakat atas pelayanannya. Ini harus dicontoh,” ceritanya.
Muhyi menyebut, masyarakat banyak mengeluh atas perlakuan petugas keamanan dan perawat yang dinilai kurang bagus.
“Banyak respon negatif terkait pelayanannya. Dari survei medsos, masih belum ada peningkatan. Perlu pembenahan lebih fokus lagi soal pelayanan di RS Bangkalan,” sebutnya kepada Mata Madura.
Syaiful, Mata Bangkalan