MataMaduraNews.com-PAMEKASAN-Aliansi Na’ Potona Buje merasa dikecewakan karena tidak bisa ditemui Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan saat melakukan aksi damai di depan gedung legislatif setempat, Selasa (20/02/2018) pagi.
Padahal, upaya yang dilakukan massa aliansi merupakan wujud keberpihakan terhadap kebijakan ‘Menolak Garam Impor’. Sayang, aspirasi tersebut tak bisa disampaikan secara langsung.
“Terkait aksi tadi kami merasakan kekecewaan kepada Bapak Dewan Perwakilan Rakyat (Ketua DPRD Pamekasan, Halili Yasin, red), selaku ‘bapak: kami di Pamekasan,” ucap Koordinator Lapangan Aksi Damai, Moh Mukti.
“Padahal kami menyampaikan aspirasi terkait (tolak garam impor, red) mendukung dari penolakan Bapak DPRD Pamekasan menolak garam impor. Namun kami ingin menyampaikan aspirasi atau menuntut untuk mengusut tuntas para mafia garam impor tersebut,” sambungnya.
Kerumunan massa saat ini memang hanya ditemui Sekwan, Marsukin, di depan pintu masuk gedung legislatif Kota Pendidikan. Ia menyampaikan, Ketua DPRD Bumi Gerbang Salam sedang ada acara di luar.
Marsukin meminta agar massa datang kembali pada saat Halili Yasin sudah berada di tempat. Ia juga menyampaiakan mulai besok (21/02/2018), politisi PPP itu sudah bisa ditemui.
BACA JUGA: Na’ Potona Buje Serbu DPRD Pamekasan Terkait Garam Impor
Sementara, jika Aliansi Na’ Potona Buje akan melakukan aksi kembali, ia mengimbau agar mengikuti prosedur yang berlaku. Jika hanya audensi bisa langsung melayangkan surat ke DPRD Pamekasan, namun jika aksi seperti itu harus mengedarkan ke Kapolres terlebih dahulu.
“Prinsipnya harus sesuai prosedur yang berlaku,” tegas Sekwan.
Diketahui, garam impor datang dari Australia dan India yang dimasukkan ke gudang PT. Garindro, Manyar Gersik. Aliansi Na’ Potona Buje menganggap hal tersebut akan menjadi batu sandungan pasar garam lokal.
Syahid, Mata Madura