matamaduranews.com–SUMENEP-Satu Minggu sudah berlalu tiga korban perahu tenggelam di Perairan Pagerungan Kecil, Kecamatan Sapeken, Sumenep.
Tapi, Johana,55, terus menangis jika ditanya kondisi keponakannya,Hayati,30, dan cucu ponakan Hazmi,4,
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!yang menjadi korban perahu tenggelam pada hari Rabu (26/8/2020).
Saat ditanya kesan sang ponakan sebelum meninggal dunia, Johana langsung menangis.
“Saya lari ke pantai. Teriak pak. Panggil ponakan,” cerita Johana kepada Mata Madura, saat mendengar keponakannya menjadi korban tenggelam perahu.
Baca Juga: Jika Ditakdirkan Jadi Bupati Sumenep, Fattah Jasin Berniat Bangun Bandara Kangean
Selasa pagi (1/9/2020), Bacabup Fattah Jasin dan Bacawabup Kiai Ali Fikri Warits bertakziah ke rumah Hayati di Desa Pagerungan Kecil, Sapeken.
Fattah Jasin dan Kiai Fikri memberi sumbangan ke kakek dan nenek korban Hayati.
Fattah dan Kiai Ali Fikri berada di Pagerungan Kecil bersamaan dengan jadwal kegiatan silaturrahmi di Kepulauan Sapeken sejak Senin (31/8) hingga Rabu (2/9/2020).
Hayati bersama Ulil, suami dan anaknya tinggal bersama di rumah Fandi,90, kakeknya dan neneknya Juhriyah,80.
Sangkal, ayah dan Hasanah, ibu korban merantau ke Kalimantan. Selama 2 tahun, ortu korban tinggal bekerja di Kalimantan.
Hayati keseharian tak bekerja. Hanya menjadi ibu rumah tangga.
Sang suami, Ulil asal Pagerungan Besar. Keseharian bekerja nelayan.
Saat hari naas itu. Hayati bersama anak dan suaminya menaiki perahu yang biasa melayani penumpang rute Pagerungan Kecil menuju Pagerungan Besar.
Beberapa menit perahu lepas jangkar dari Pagerungan Kecil. Tapi ombak besar menghantam perahu yang dinaiki Hayati.
Perahu rakyat itu tenggelam digulung ombak. Sebanyak 15 penumpang kecembur ke laut. Tiga penumpang menjadi korban. Termasuk Hayati dan anaknya, Hazmi.
Jenazah Hayati berhasil ditemukan beberapa menit setelah perahu tenggelam.
Jenazah Hayati, anaknya baru ditemukan lima hari setelah kejadian.
Saat jenazah Hayati ditemukan, Johana sempat berteriak histeris. Tanpa sadar ia langsung memeluk keponakannya untuk dibawa pulang ke rumah neneknya.
Tapi, warga dan petugas memberi tahu jika Hayati yang sedang mengandung janin sudah meninggal dunia.
Petugas lalu membawa jenazah Hayati ke Pospembantu Puskesmas Pagerungan Kecil.
Setelah dari Pospembantu Puskesmas korban dikubur di pemakaman keluarga.
Fandi, kakek dan Juhriyah, nenek korban mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberikan Fattah Jasin dan Kiai Ali Fikri.
“Terima kasih kehadiran dan bantuan, Bapak,” ucap Kakek Fandi kepada Fattah Jasin dan Kiai Fikri.
Setelah ramah tamah dan pemberian bantuan. KH Imam Hasyim yang ikut mendampingi Fattah Jasin-Kiai Fikri mengajak rombongan yang ikut untuk mendoakan almarhumah, korban perahu tenggelam.
Hadi, Mata Madura