matamaduranews.com-BANGKALAN-Guna mengatasi kerugian yang kerap dialami sebelumnya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sumber Pocong Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur mulai mengatur strategi baru.
Informasi ini disampaikan Direktur PDAM Sumber Pocong Bangkalan, Abd Rasyid, melalui Kabag Administrasi, Bambang Heriyanto saat ditemui di kantornya, Kamis (19/9/2019).
Menurut Bambang, PDAM Sumber Pocong mendapatkan penyertaan modal bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2019 sebesar Rp 4,1 miliar pada bulan Januari 2019 lalu. Suntikan modal itu digunakan untuk pelayanan dan perluasan jaringan pelanggan.
“Bulan agustus 2019 kemarin kami fokus kepada pelayanan PDAM Bangkalan, tetapi untuk September sampai Desember kami target memenuhi PAD,” katanya pada Mata Madura.
Bambang menyebut target PAD PDAM di tahun 2019 ini sebesar 200 Juta. Tetapi sampai hari ini, Kamis, 19 September, pihaknya belum setor PAD. “Insyallah Oktober akan kami setor,” timpalnya.
Bulan lalu, PDAM masih fokus menambah pelanggan dan pemerataan aliran air. Untuk penambahan pelanggan, Bambang menegaskan 1000 Sambungan Rumah (SR) baru sebagai target di tahun 2019.
“Alhamdulilah sampai bulan September 2019 ini sudah mencapai 982 orang SR baru, dan sisa 18 SR untuk mencapai target kami di tahun ini,” ungkapnya tampak gembira.
Meski begitu, Bambang mengakui saat ini di Bangkalan masih banyak yang belum menikmati pelayanan air dengan baik. Entah dari segi kelancaran air maupun keluhan warga terkait sering macetnya saluran air.
“Target kami khusus di Kota 24 jam air bisa lancar, makanya kami masih fokus ke perbaikan terlebih dahulu,” tegasnya.
Tak berhenti di situ, selanjutnya PDAM juga sudah punya strategi khusus untuk meningkatkan PAD yang sebelumnya selalu mengalami kerugian. Strategi ini tentu tak lepas dari persoalan layanan yang selama ini sudah mulai dilakukan.
“Pertama dari segi pelayanan pelanggan yang semula air aktif hanya 10 jam, kami tambah menjadi 12 jam. Kedua, kami operasikan air PDAM di jam puncak pemakaian tinggi, misal jam 3 subuh sampai jam 8 pagi,” jelas Bambang.
Sementara itu, dari jam 8 pagi sampai siang operasi pemakaian air akan dikurangi. Operasi penuh selanjutnya akan kembali pada jam 4 sore sampai jam 8 malam, sedangkan dari jam 10 malam sampai jam 1 malam pemakaiannya kembali dikurangi.
“Yang penting air mengalir dulu di jam malam tersebut, karena biaya listrik yang kami keluarkan tiap bulan sebesar 700 juta,” tutur Bambang.
Kemudian Kabag Administrasi itu menjelaskan, aktor kerugian PDAM Bangkalan selama ini adalah tarif penjualan yang tidak sebanding dengan biaya produksi. Sebab, biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp 4000 per liter kubik, sementara harga jualnya hanya seharga Rp 2900.
“Dengan strategi pembatasan jam aliran air dan penambahan pelanggan tersebut, kami bisa irit Rp 1000 per liter kubik. Jadi, kerugiannya tidak terlalu besar dan bisa kami atasi dengan baik, meskipun hanya rugi Rp 100 per liter kubik dari harga jual perkubik,” pungkas Bambang.
Syaiful, Mata Bangkalan