matamaduranews.com–SUMENEP-Efek wabah Covid-19, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep tahun 2020 ditunda. Hal ini sebagaimana disampaikan Divisi SDM dan Parmas KPU Sumenep, Rafiqi di sejumlah media beberapa hari lalu bahwasanya pelaksanaan Pilbup 2020 diundur.
Keputusan penundaan Pemilihan Serentak 2020, termasuk di Kabupaten Sumenep ini merupakan hasil rapat bersama antara KPU RI, Kemendagri, Bawaslu dan DKPP Komisi II DPR RI terkait Pandemi Virus Corona.
Ada tiga opsi penundaan, kata Rafiqi. Yang pertama Pilbup ditunda selama 3 bulan sampai 9 Desember 2020, kedua ditunda sekitar 9 bulan sampai 17 Maret 2021.
“Atau 1 tahun, sampai September 2021 nanti,†ungkap alumni Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk itu.
Lantas bagaimana respon para calon kontestan yang bakal berlaga pada Pilbup 2020 terkait adanya penundaan tersebut.
Apakah situasi ini dianggap akan memberikan peluang menang yang lebih besar, atau malah sebaliknya justru menjadi hambatan karena strategi yang disiapkan tak sesuai jadwal yang ditargetkan.
Fattah Jasin, salah satu tokoh yang selama ini sudah gencar melakukan road show politik jelang Pilbup Sumenep 2020, cukup santai menanggapi keputusan penundaan Pemilihan Serentak oleh KPU bersama instansi terkait.
Saat dihubungi Mata Madura via telepon, pria yang kini mejabat Kepala Bakorwil Pamekasan tersebut tidak terlalu serius merespon soal penundaan Pilbub 2020. Kata-katanya datar dan tidak ada yang bernada panik.
“Kita kan harus ikut keputusan dan kebijakan pemerintah, karena prioritas dari sebuah kebijakan itu ada rangkingnya. Jika sekarang ada yang membahayakan bagi kesehatan masyarakat, maka harus mendahulukan penanganan dari pada pemilihan kepala daerah,” ungkapnya, Ahad (5/04/2020).
Urusan ditunda, bagi Gus Acing-panggilan akrab Fattah Jasin, tidak akan berpengaruh buruk terhadap elektabilitas dan popularitas yang selama ini dia bangun. Sebab, mantan Kepala Dishub Jatim itu optimis keyakinan dan ketertarikan masyarakat tidak terlalu terpengaruh oleh waktu.
“Kuat atau tidaknya itu tergantung dari keyakinan masyarakat. Kalau masyarakat itu berkeinginan dan membutuhkan sosok pemimpin yang memang membawa angin segar dan pembaharuan, saya kira itu yang lebih sensitif,” katanya meyakinkan.
Selain itu, klaim Gus Acing, masa penundaan itu tidak lantas membuat nyalinya ciut untuk memenangkan Pilbup Sumenep. Karena baginya, kalah menang dalam kontestasi itu urusan Allah.
“Takdir tetap dari Allah. Sesuatu yang pasti hanya milik Allah, karena terkadang hitung-hitungan kita tidak sama dengan hitungan Allah,” prinsip Gus Acing.
Mantan Kepala Bappeda Jatim itu juga menyebutkan sejumlah fenomena menarik dalam beberapa kontestasi politik. Seperti hasil survei yang terkadang tidak sama perolehannya dengan kenyataan.
Kendati demikian, bukan berarti dia tidak mengakui validitas hasil survei. Semua itu hanya sebagai pedoman kala merespon kemungkinan selama masa penundaan ini, bahwasanya situasi dan strategi boleh berubah, tetapi hasil akhir tetap keputusan Allah.
“Bisa dilihat kan, terkadang hasil survei tidak sama hasilnya dengan quick count,” tandas Gus Acing dengan tawa khasnya.
Rusydiyono, Mata Madura