Tiga Tahun Kepemimpinan Bupati Pamekasan; Akses Partisipasi Jadi Rasan-rasan

×

Tiga Tahun Kepemimpinan Bupati Pamekasan; Akses Partisipasi Jadi Rasan-rasan

Sebarkan artikel ini
Tiga Tahun Kepemimpinan Bupati Pamekasan
Lora Wazir (kanan) dan Abdul Hamid

matamaduranews.comPAMEKASAN-Tiga tahun sudah Baddrut Tamam menjabat Bupati Pamekasan Periode 2018-2013.

Dilantik 24 September 2018. Pasangan Berbaur (Baddrut-Raja’ie) ini membawa jargon Rajjha, Bajhra, Parjhugha.

Selama tiga tahun Baddrut Tamam menjabat Bupati Pamekasan, ada sejumlah kritik wacana dari berbagai elemen Pamekasan.

Salah satu elemen itu datang dari
Bupati LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) Pamekasan, RP. Wazirul Jihd, S. S.

Lora Wazir-panggilan akrab RP Wazirul Jihad melihat ada penurunan tingkat partisipasi publik dalam kepemimpinan Bupati Baddrut Tamam.

Katanya, ruang partisipasi tertutup itu  bisa dilihat dari tak adanya forum partisipasi yang sudah lama dilakukan Bupati Pamekasan terdahulu.

Kepemimpinan Tiga Bupati Pamekasan sebelumnya, ruang partisipasi publik begitu terbuka. Seperti Forum Ulama Umara’,  pertemuan Forum LSM,  dan Bunga Bangsa (Bupati Membangun Desa).

Menurut Ra Wazir,  forum komunikasi seperti di atas dinilai sangat strategis dalam rangka mendengar masukan,  kritik,  dan aspirasi dari  ulama, aktivis LSM, ormas, OKP, dan masyarakat untuk pembangunan Pamekasan.

Nah…di kepemimpinan Bupati Baddrut Tamam, Ra Wazir melihat ruang partisipasi publik di Pamekasan seperti sempit kalau tak mau disebut mengalami kebuntuan.

“Saya melihat Bupati Pamekasan kali ini seperti tidak membutuhkan masukan, kritik, dan aspirasi dari ulama, tokoh masyarakat, aktivis, dan masyarakat. Padahal  ini penting sebagai implementasi prinsip check and balance,” terang  alumni UINSA Surabaya saat berbincang dengan Mata Madura, Rabu (15/09/2021).

Ra Wazir semula menaruh banyak harapan atas sosok Ra Baddrut saar dilantik sebagai Bupati Pamekasan.

Bukan hanya dirinya yang menaruh ekspektasi atas sosok Ra Baddrut. Publik Pamekasan diakuinya merasa optimis indeks  demokratisasi pemerintahan Pamekasan akan mengalami peningkatan.

Alasan Ra Wazir dan publik Pamekasan sederhana: “Ekspektasi ini tidak terlepas dari figur Ra Baddrut  yang masih muda, berlatar belakang aktivis, dan anggota DPRD Jawa Timur dua periode,” ucap Ra Wazir menambahkan.

Namun, sejak menjabat hingga tiga tahun berlalu. Ekspektasi publik Pamekasan justru berbalik 360 derajat.

“Kenyataan yang terjadi bukan harapan, tapi tertutup ruang partisipasi publik,” sambungnya.

Karena itu, mantan aktivis PMII Surabaya ini, menyarankan Bupati Baddrut Tamam agar melakukan reorientasi kepemimpinan pada sisa waktu masa jabatan dengan membuka ruang partisipasi publik yang luas.

Dalam pandangan Ra Wazir, selangit  program strategis Bupati jika tidak didukung oleh partisipasi publik, sulit dikata sukses.

“Bupati itu pejabat politis. Yang menilai program bupati itu sukses kan masyarakat.  Sebagus apa pun nama program bupati, tanpa ada partisipasi publik, saya rasa sulit dinilai sukses oleh publik, ” pungkasnya.

Pandangan Bupati LIRA Pamekasan ini tak seiya dengan pandangan Ketua PC Tunas Indonesia Raya Kabupaten Pamekasan, Abdul Hamid, S.Pd, M.H.

Dalam pandangannya, partisipasi publik di Kabupaten Pamekasan masih terawat dengan baik.

Hanya saja, model partisipasi publik yang dilakukan Bupati Baddrut Tamam mengikuti arus zaman. Tak menjiplak model partisipasi publik sebagaimana yang dilakukan Bupati Pamekasan terdahulu.

“Partisipasi publik tidak bisa serta-merta diukur dari keberadaan forum-forum pertemuan.  Masyarakat kapanpun bisa berpartisipasi terhadap pembangunan Pamekasan. Apalagi saat ini adalah era medsos,” terang Hamid kepada Mata Madura, Kamis (16/09/20)

Menurut Hamid, setiap  pemimpin punya strategi sendiri, termasuk dalam menjaring partisipasi publik.

So…model kepemimpinan itu tidak wajib copy paste atas model kepemimpinan sebelumnya.

Kendati demikian, Hamid mengapresiasi dalam bentuk apapun kritik yang disampaikan kepada Bupati Baddrut Tamam terkait tiga tahun kepemimpinannya.

“Kritik konstruktif adalah hal yang patut disikapi secara positif. Saya yakin Pak Bupati akan mencatat sebagai masukan yang komatruktif,” pungkasnya. (Johar Maknun)

KPU Bangkalan