BeritaKesehatan

Wabah Campak Meledak di Sumenep, Kadinkes: Semua Tak Diimunisasi

Ilustrasi
Ilustrasi

matamaduranews.com – Kasus campak di Kabupaten Sumenep, Madura, melonjak tajam. Hingga awal Agustus 2025, tercatat 1.534 kasus, naik dua kali lipat dari 800 kasus pada Februari–Juli 2025.

Ironisnya, empat balita berusia 1–4 tahun meninggal akibat komplikasi campak. Tragisnya lagi, semuanya belum pernah diimunisasi.

“Semua korban meninggal tidak diimunisasi. Imunisasi bukan pilihan, tapi kebutuhan mendesak,” terang Kepala Dinkes P2KB Sumenep drg. Ellya Fardasah, Kamis (14/8/2025) kepada media.

Lonjakan kasus ini dipicu cuaca ekstrem, daya tahan tubuh anak menurun, dan dampak pandemi COVID-19 yang sempat menghambat program imunisasi. Jenis campak yang menyebar adalah morbili atau measles, penyakit yang sangat mudah menular.

Data Dinkes P2KB Sumenep mencatat, 52% penderita campak adalah balita, sebagian sudah pernah diimunisasi. Untuk menekan penularan, Dinkes P2KB Sumenep gencarkan:

Imunisasi kejar bagi anak yang belum lengkap imunisasi

Sosialisasi aktif ke orang tua lewat puskesmas & posyandu

Pemetaan wilayah rawan untuk intervensi cepat

Imbauan cegah penularan di sekolah bagi anak yang sakit

Selain di atas, ada program seperti Sepekan Mengejar Imunisasi (Penari) dan Desa Imunisasi Mantap (Iman) juga digenjot. Fokusnya, menjangkau daerah terpencil, termasuk kepulauan.

“Kami imbau orang tua segera lengkapi imunisasi anak. Waspada, tapi jangan panik,” tutup Ellya. (ham)

Exit mobile version