Warga Waru Pamekasan Digegerkan Penemuan Mayat Menggantung di Mushalla

×

Warga Waru Pamekasan Digegerkan Penemuan Mayat Menggantung di Mushalla

Sebarkan artikel ini
Penemuan Mayat Menggantung di Mushalla
Saat warga yang penasaran ingin melihat penemuan mayat menggantung di dalam mushalla tak terpakai di Waru, Rabu siang.

matamaduranews.comPAMEKASAN-Kabar aksi bunuh diri dengan cara gantung diri di mushalla tidak terpakai di Kecamatan Waru, Pamekasan pada Rabu siang (3/11/2021) bikin geger.

Kabar itu berawal dari video berdurasi 30 detik dan 35 detik yang viral di sejumlah grup WhatsApp. Informasi yang berkembang, kejadian itu terjadi di Dusun Tobalang III, Desa Waru Barat, Kecamatan Waru, Pamekasan sekitar pukul 12.30 WIB.

Dalam video itu diterangkan saat warga menemukan mayat yang menggantung di dalam mushallah akibat dugaan bunuh diri. Sebagian tangannya menghitam. Warga menduga mayat tersebut sudah meninggal 3 hari yang lalu.

Setelah melihat video itu banyak warga yang penasaran untuk melihat. Sayang, lokasi kejadian sudah diberi garis polisi sehingga warga hanya bisa bertumpuk di luar garis polisi.

Kapolsek Waru Iptu Anwar Subagyo, dalam rilis mengatakan, warga yang meninggal itu diketahui bernama M Rasad (42) warga Dusun Tobalang III Desa Waru Barat Kecamatan Waru, Pamekasan.

“Korban ditemukan sekitar pukul 12.30 WIB sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan cara gantung diri di mushalla tidak terpakai, dan kemungkinan korban meninggal sudah 3 hari yang lalu,” terangnya.

Dikatakan, sebelum penemuan mayat tersebut, ada 4 saksi yang memang mencari korban karena sudah 5 hari tidak keluar dari rumahnya.

Para saksi tersebut kemudian mencari ke rumah korban namun tidak ditemukan, kemudian melihat di mushalla dekat rumahnya yang sudah tidak terpakai.

4 warga yang menjadi saksi atas kejadian itu, yakni Paidi (30) alamat Dusun Gulukan II Desa Sumber Waru, Mohammad Rasyad (42) alamat Dusun Tobalang III Desa Waru Barat, Rosul (35) alamat Dusun Song Lesong Desa Sana Laok, serta Rosul (31) Dusun Rampak Laok Desa Sana Laok.

Berdasarkan penuturan warga sekitar bahwa korban selama ini mengalami depresi atau gangguan jiwa dan sering mengamuk. (**)

KPU Bangkalan