matamaduranews.com-SUMENEP-Program kegiatan Dana Tanggung Jawab Sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) diharapkan tidak sekadar mengarah pada pembangunan infrastruktur semata. Begitu penggalan sambutan Wakil Bupati (Wabup) Sumenep, Achmad Fauzi, SH, pada Workshop CSR Kemigasan di Hotel Utami Sumenep, Rabu (16/10/2019).
“Saya ingin program CSR juga difokuskan pada pemberdayaan masyarakat dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM),†kata suami anggota DPRD Kabupaten Sumenep, Nia Kurnia ini.
Menurut Wabup, Program CSR harus mengutamakan kepentingan masyarakat. Alasannya Kabupaten Sumenep mempunyai tantangan besar saat ini. Salah satunya adalah masalah kemiskinan yang mencapai 20,16 persen.
“Oleh karena itu, program CSR Migas harus mampu berkontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan, sehingga pihak terkait harus melakukan sinergi program dengan prioritas pembangunan daerah,†tegas Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep ini.
Wabup Fauzi juga mengungkapkan, pemerintah daerah sangat membutuhkan kontribusi CRS Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang ada di Sumenep, dalam rangka menunjang pembangunan daerah di berbagai sektor. Sehingga programnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Jadikan pengalaman CSR tahun lalu menjadi referensi untuk melakukan evaluasi atau sinkronisasi perencanaan kegiatan CSR migas di tahun-tahun selanjutnya, khususnya program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan wilayah kepulauan,†imbuh pengusaha muda sukses ini.
Ia menyatakan, saat ini ada empat perusahaan migas di Kabupaten Sumenep yang eksploitasi, yakni Kangean Energy Indonesia dengan wilayah kerja di perairan Pagerungan dan perairan Raas serta Santos Madura Offshore di perairan Giligenting.
“Sementara yang masih tahap ekplorasi yakni HCML di perairan Sapudi, Raas dan Giligenting serta Energi Mineral Langgeng di Desa Tanjung Kecamatan Saronggi,†tandas politisi PDI Perjuangan ini.
Wabup Achmad Fauzi menambahkan, CSR Santos Oil tahun 2019 sebesar Rp1,3 miliar, dan CSR PT. Kangean Energi Indonesia Ltd, pada tahun 2019 sebesar Rp3,2 miliar, rinciannya Raas sebesar Rp1,58 miliar dan di Kecamatan Sapeken sebesar Rp1,62 miliar.
Doni Aryanto, nara sumber SKK migas dalam acara tersebut menjelaskan bahwa Husky CNOOC Madura Limited, salah satu Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) dari SKK Migas, sebagai wakil dari Pemerintah Republik Indonesia untuk menjalankan kegiatan Explorasi dan Exploitasi Minyak dan Gas Bumi di Blok Madura Strait.
“Jadi kegiatan ini dilakukan untuk kemajuan masyarakat, CSR sendiri mudah-mudahan tahun depan bisa membangun IML, secara otomatis Sumenep bisa dikatakan murni penghasil migas,†terangnya.
Pihaknya juga meminta Pemkab untuk mendukung ada CSR yang ada di Pulau garam ini. “Kita juga perlu masukan dari pemerintah Kabupaten, sehingga bisa terarah dengan baik,†pintanya.
Sementara itu, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sumenep, Herman Purnomo menambahkan, workshop CSR kemigasan dilaksanakan untuk semakin mengarahkan program CSR untuk mewujudkan pembangunan di daerah terdampak.
“Harapannya kegiatan tersebut melahirkan sinergi program yang terarah mulai pemerintah daerah hingga pemerintah pusat,†tegasnya.
Kegiatan yang digelar Pemkab melalui Bagian Sumber Daya Alam (SDA) tersebut diikuti sebanyak 120 orang, terdiri dari utusan 3 Kecamatan terdampak, yakni Giligenting, Sapeken dan Kecamataan Raas serta pihak terkait lainnya.
Rusydiyono, Mata Madura