Catatan

Kiai NU-PKB di Pilkada Sumenep

×

Kiai NU-PKB di Pilkada Sumenep

Sebarkan artikel ini
Dari Kiri: Kiai Pandji, Kiai Imam, Kiai Unais (dok.matamadura)

Catatan: Hambali Rasidi

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

TIGA tokoh ini lagi jadi pinangan untuk Pilkada Sumenep 2020.

Kalau anda bertanya, dari mana sumbernya? Ya ada lah. Apa perlu disebutkan di sini.

Itu tak penting. Kalau saya ngibul. Boleh anda cek kebenarannya. Dua bulan lagi atau tiga bulan lagi, paling akhir.

Akhir April 2020 sudah pendaftaran. Kalau tak disiapkan sekarang. Kapan bergerilnya Paslon?.

Makanya, saya prediksi. Kabar terakhir pinangan itu, Desember-Januari.

Diantara tiga figur itu sudah ada yang meminang. Cuman belum ijab qabul.

Begitu kira-kira dalam politik. Butuh istikharah. Atau apa lah. Enaknya. Untuk ummat dan keluarga.

Bukan untuk partai? Tidaklah. Kan tak mungkin tiga figur itu satu partai. Apalagi Kiai Pandji tak punya partai. Beliau Ketua PCNU Sumenep.

KH Imam Hasyim pasti dari PKB. Jika beliau bersedia menerima pinangan.

Lho, sudah ada yang meminang? Infonya banyak yang melirik Kiai Imam.

Termasuk saya yang disuruh meminang. hehe…bercanda.

Maklum, Kiai Imam memiliki jaringan politik dan kultur di NU dan PKB. Apalagi sebagai Ketua DPC PKB. Pasti mesin itu sudah siap.

Ditambah kekuatan keluarga Bani Karangcempaka, Bluto. Ada KH Ramdlan Siradj (mantan Bupati Sumenep dua periode) dan KH Ilyasi Siradj (Ketua Gerindra).

Dua tokoh ini akan menjadi bulldozer politik Kiai Imam. Rasional sekali pertimbangan yang meminang Kiai Imam.

Di posisi Cabup apa Wabup? Nah ini tak boleh dibocorin. Anda tebak sendiri. Yang pasti, Kiai Imam sedang jadi idola yang berkepentingan di Pilkada Sumenep.

Bagaimana dengan KH Unais Ali Hisyam? Nah figur Kiai Unais sudah lama menjadi incaran. Setahun lalu. Kiai Unais sudah banyak yang meminang.

Kekuatan kultur politik Kiai Unais sudah tak diragukan lagi. Sang paman, sang Mursyid Tarekat, KH Thaifur Ali Wafa, Ambunten, diakui banyak orang memiliki jejaring Ikhwan dan ikhwat di Sumenep.

Wajar sekali figur Kiai Unais masuk nominator yang dipinang. Beliau dua periode sebagai anggota DPRD Sumenep. Dua periode anggota DPR RI.

Apakah pinangan Kiai Unais, sebagai Cabup apa Cawabup?

Ini juga tak bisa dibocorkan sekarang. Anda bisa tebak sendiri nanti. Kalau jadi lamaran politiknya.

Lalu Ketua PCNU Sumenep. Kiai A. Pandji Taufiq. Sosok Kiai Pandji ini bukan keluarga kiai. Tapi, beliau mengabdikan diri sejak muda di Ponpes Annuqayah, Guluk-Guluk.

Tepatnya di Biro Pengabdian Masyarakat PP Annuqayah (BPM-PPA). Kiai Pandji juga menjabat Ketua Yayasan Annuqayah.

Sejak muda, Kiai Pandji sudah berteman akrab dengan alm. Gus Dur. Waktu sama-sama bergerak di wilayah empowerment society (pemberdayaan masyarakat).

Ketika Gus Dur jadi Presiden sempat menghadiri puncak kegiatan Satu Abad Ponpes Annuqayah. Salah satu isi ceramah Gus Dur, menyebut Kiai Pandji teman lamanya saat aktif di NGO.

Catatan Kiai Pandji di dunia NGO sudah meinternasional. Namanya tak asing di LP3ES, Sampoerna Fundation, P3M, Bina Desa, Yayasan Kehati, Fahmina Institute, Rahima, CGI, TIFA Fondation, TI, YLBHI, LBH, Kehati, Walhi, dll.

Hanya saja, Kiai Pandji memilih tinggal di desa. Memilih hidup bersahaja. Saya tak menyebut Kiai Pandji hidup zuhud, lho.

Bagi para Masyayikh Annuaqayah, Kiai Pandji dikenal konsisten dan tegas.

Kalau disimpulkan, Kiai Pandji sebagai figur yang masih ori dalam polusi birokrasi dan politik.

Beberapa jam lalu, saya dikejutkan ada dua orang yang hendak melamar Kiai Pandji.

Orang pertama, akan melamar Kiai Pandji sebagai Cabup. Satunya, ingin meminang Kiai Pandji di posisi Cawabup.

Bagaimana menurut Anda?

Sumenep, 28 September 2019