Nasional

Kisah Sedih Suami Istri Terjerat Rentenir Hingga Tinggal di Saung Kebun

×

Kisah Sedih Suami Istri Terjerat Rentenir Hingga Tinggal di Saung Kebun

Sebarkan artikel ini
Saung Kebun ini jadi tempat tinggal Dede dan Malina serta ketiga anakrnya yang menjadi korban jeratan rentenir di Sukabumi, Jawa Barat.

matamaduranews.com-Sungguh sial nasib suami istri ini. Marlina (33) dan Dede Sandi (34) harus terlunta-lunta semalaman setelah para rentenir dan debt collector meneror dan menggambil barang miliknya. Tiga anaknya, terpaksa tidur di teras rumah warga karena tak punya rumah kontrakan.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Rabu sore itu, (16/10/2019). Seperti dikutip kompas.com, Marlina dan Dede Sandi sedang mengemasi barang-barang di rumah kontarakan. Berencana pindah ke kontarakan baru yang hanya berjarak 100 meter dari kontrakan lama.

Suami istri ini, sudah jauh-jauh hari mencari kontrakan baru. Kontarakan lamanya akan ditempati keponakan pemilik rumah.

Suami istri ini, tinggal di Desa Sirnaresmi, Sukabumi, Jabar. Marlina tiga tahun sebagai buruh pabrik sepatu.

Namun sore itu, Marlina didatangi para rentenir dan penagih utang (debt collector), secara bersamaan. Salah satu debt collector itu, menekan Dede dan Marlina agar melunasi sebagian utangnya malam itu juga. Sebagian suruhan rentenir mengancam akan lapor ke polisi bila tak membayar utangnya.

Seketika Dede Sandi langsung mencari pinjaman uang dari kerabatnya. Sementara para debt collector terus menekan Marlina yang berada di rumah. Marlina kian gelisah.

Sang suami pulang menemui para penagih utang. Tapi kepulangan Dede tak bawa uang. Dede minta waktu untuk melunasinya. Para penagih utang tak mau tahu.

Dede kembali keluar rumah untuk mencari utangan. Karena sang suami lama tak kembali, Marlina berhasrat bawa karpet dan kasur ke rumah kontrakan baru.

Di tengah jalan, Marlina bertemu dengan banyak warga. Mereka mencegat Marlena. Mereka membawa paksa Marlina. Puluhan warga mengarak Marlina ke rumah rentenir.

Karpet dan kasur yang dibawa Marlina terpaksa ditaruh di teras rumah kenalannya. “Kasur dan karpet saya titipkan ke salah seorang yang saya kenal. Lalu saya dibawa dan diburu-buru, sambil tangan ditarik-tarik dan diikuti puluhan warga,” cerita Marlina Rabu (20/11/2019) petang.

Saat Dede kembali ke rumah kontarakan, sudah tidak menemui istrinya. Dede kaget saat melihat televisi, receiver, dan dua ponselnya yang sedang dicharge sudah tidak ada di rumahnya.

Marlina tiba di rumah yang diduga rentenir. Di tempat itu, Dede-sang suami sudah ada. Saat suami istri ada di rumah itu, keduanya dimaki-maki dan kembali diancam akan dilaporkan ke polisi lalu dipenjara.

Dede disuruh menandatangani perjanjian untuk menyanggupi pembayaran utang. Karena pikiran Dede sudah tidak karuan, sambil memikirkan nasib ketiga anaknya. Dede memilih menandatangani surat perjanjian untuk melunasi. Sebagai jaminan sepeda motor milik Dede.

Permasalahan dengan rentenir selesai sementara, suami istri ini langsung menuju rumah kontrakan baru. Hanya bertahan beberapa jam, ujian kembali menimpa Dede dan Marlina. Pemilik rumah kontrakan baru membatalkan sewa untuk ditempati Dede dan Marlina.

Suami istri ini langsung memutuskan mencari rumah kontrakan di lain tempat. Meskipun dengan tujuan pindahan yang tidak jelas ke mana.

Beberapa tetangga dan kenalan dihubungi Dede dan Marlina. Hingga akhirnya pada Kamis (17/10/2019) sekitar pukul 01:30 WIB ada warga kenalannya yang memiliki mobil bak terbuka yang bersedia membantu.

Pada tengah malam itu, tanpa tujuan yang jelas, mobil akhirnya diarahkan ke perbukitan Karangpara di sekitar perbatasan antar desa. Karena jalan menuju puncak Karangpara itu menanjak, mobilpun tak kuat. Akhirnya perjalanan dihentikan dan barang-barang diturunkan.

“Kami sudah bingung. Akhirnya barang-barang di simpan di teras rumah warga. Anak-anakpun ditidurkan di teras rumah warga itu,” aku Marlina.

Subuh itu, sekitar pukul 04:30 WIB, ada petani tua bernama Agus Suhara (82) sedang berjalan-jalan untuk mengontrol kebun dan perkampungan sekitarnya menuju ke rumahnya di lerengan perbukitan Karangpara.

Pandangan mata Pak Agus tertuju ke teras rumah tetangganya yang berantakan dengan peralatan rumah tangga.

Dalam benak Pak Agus, siapa yang pindah subuh-subuh begini. Pak Agus langsung menghampirinya. Agus pun sempat terhentak kaget, saat melihat di teras rumah itu terdapat tiga anak terlelap tidur dengan alas seadanya.

Pak Agus yang diketahui sebagai Purnawirawan TNI AD ini pun tak tega melihatnya. Dalam benak pikiran Pak Agus terbayang kondisi anak-anak dan cucu-cucu sendiri.

Tanpa pikir panjang, setelah mengetahui permasalahannya, Pak Agus yang kini tinggal bersama istri dan anaknya di lahan kebunnya, langsung mengajak Dede dan Marlina serta ketiga anaknya untuk tinggal bersama di rumahnya.

“Ini tugas kemanusiaan. Mereka dibawa ke rumah dan disuruh tinggal di rumah ini. Namun mereka akhirnya memilih tinggal di saung kebun. Padahal ada kamar yang kosong,” kata Agus saat ditemui kompas.com di rumahnya Rabu siang.

Selama sebulan anak-anak Dede dan Marlina betah di rumah Pak Agus. Jika malam, ketiga anak itu belajar mengaji hingga menginap di rumah Pak Agus.

Sedangkan Dede dan Marlina memilih tinggal di saung kebun. “Insya Allah selama di sini baik makannya, minumnya Apa (panggilan bapak) yang sediakan. Apa ingat anak-anak dan cucu-cucu. Disuruh tinggal bersama di sini mereka enggak mau,” ujar purnawirawan yang mengakhiri tugas pada Kodim 0607 ini.

Dede dan Marlina beserta tiga anak terpaksa tinggal di saung kebun lereng perbukitan Karangpara, Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh, Sukabumi, Jawa Barat.

Buruh asal Surade dan keluarganya ini memilih menghuni saung kebun milik Pak Agus lebih sebulan setelah insiden penagih utang.

Saung kebun yang ditempati Dede dan Marlina model panggung utama ini berukuran sekitar 4 x 3 meter. Di belakangnya terdapat lahan seluas 4 x 2 meter yang dijadikan sebagai dapur, dengan disediakan tungku berbahan kayu bakar.

sumber:kompas.com