Jaspenu Sumenep Santuni Empat Yatim Piatu Bersaudara

×

Jaspenu Sumenep Santuni Empat Yatim Piatu Bersaudara

Sebarkan artikel ini
Jaspenu Sumenep
Rombongan Jaspenu Sumenep saat menyantuni empat yatim bersaudara di Desa Kalabaan, Guluk-Guluk, Selasa (7/01/2020). (Foto for Mata Madura)

matamaduranews.comSUMENEP-Untuk meningkatkan keshalehan sosialnya, Jaringan Santri dan Pelajar Nusantara (Jaspenu) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur santuni empat yatim piatu bersaudara di Desa Kalabaan, Kecamatan Guluk-Guluk.

Sebagaimana penjelasan Ketua Jaspenu Sumenep, Moh. Masrul, SE, usaha menyantuni empat yatim piatu tersebut berawal dari informasi warga yang akhirnya sampai kepada pengurus Jaspenu Sumenep.

Guna merespon informasi yang diterima, pengurus Jaspenu Sumenep kemudian mengambil langkah sigap dengan menemui dan menyantuni empat yatim piatu tersebut.

“Tadi (Selasa, 7 Januari 2020, red) sekitar jam 10.00 WIB, pengurus Jaspenu menuju lokasi tempat keempat yatim piatu itu tinggal,” terang alumni Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Latee Guluk-Guluk itu kepada Mata Madura.

Kata Masrul, sapaan akrab Ketua Jaspenu Sumenep, pihaknya yang didampingi Jaspenu Korwil Madura Moh. Ajimuddin, tidak banyak basa basi ketika tiba di lokasi. Karena saat melihat kondisi dan situasi empat yatim piatu itu, sudah cukup mengharukan.

Makanya, santunan berupa paket sembako dan peralatan sekolah langsung diserahkan. Hal itu dilakukan supaya lekas membuat keempat yatim itu gembira layaknya anak-anak pada umumnya yang semua kebutuhan mereka serba tersedia.

“Memang harus bergerak cepat,” tegas Masrul.

Tidak hanya menyerahkan santunan, Masrul mengaku juga banyak mengorek cerita dari tetangga para yatim yang sekaligus sesepuh di sana. Ia menemui Moh. Toha, salah seorang sesepuh yang paham cerita utuh tentang nasib yatim piatu tersebut.

Masrul kemudian menceritakan apa yang disampaikan Toha kepadanya pada Mata Madura. Menurut dia, ayah tiga di antara 4 orang yatim itu meninggal secara tragis sekira 2,5 tahun lalu dalam kecelakaan kerja untuk keluarga.

Maklum, kondisi perekonomian mereka tergolong kurang mampu dan sedikit tertinggal ketimbang tetangganya. Hingga dalam upaya memenuhi kebutuhan rumah tangga nyawa menjadi sebuah taruhanya.

“Bahkan prosesi dan biaya penguburan bapak mereka ini bisa terlkasana atas jasa para tetangga dan kenalan yang terenyuh atas derita kemiskinan yang menimpa,” kata Masrul menyampaikan ulang cerita Toha.

Begitu selesai hari duka untuk suami yang wafat, sang istri memutuskan untuk mengadu nasib di Arab Saudi, menjadi TKW. Dua tahun di sana, alhamdulillah pulang membawa berkah dan hendak merenovasi gubuk untuk anak-anaknya.

“Tetapi apes, hanya 26 hari bersama keluarganya setelah lama merantau, tak terbayangkan takdir memanggil untuk berpisah selama-lamanya dari sang anak yang dicintai,” tutur Masrul berdasar cerita Toha.

Karena itu, pihaknya berharap ke depan akan ada banyak dermawan yang peduli dan memperhatikan nasib para yatim tersebut. Supaya, mereka bisa hidup layak di tengah kesepian ditinggalkan kedua orang tua.

“Semoga semakin banyak orang yang terketuk hatinya untuk menyantuni,” pungkas Masrul.

Rusydiyono, Mata Madura

KPU Bangkalan