MataMaduraNews.com – SUMENEP – Puting beliung di Desa Montorna, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Minggu (20/08/2017) menghancurkan rumah Sanoto tanpa ampun. Peristiwa nahas di Dusun Delima ini terjadi sore tadi sekira pukul 17.00 WIB.
Sebelumnya, sedari pagi angin memang bertiup sangat kencang di Desa Montorna, Pasongsongan hingga siang hari. Meski begitu, kondisi tersebut sempat agak reda sebelum angin ribut kembali menjelang sore.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kemudian, tepat di waktu petang tadi, puting beliung pun tak tertahankan sehingga menghanyutkan rumah Sanoto. Akibatnya, rumah yang terbuat dari bambu itu hancur. Bahkan, tak ada bahan bangunan yang tersisa kecuali pakaian dan tempat tidur yang masih utuh.
“Untung saja (saya, red) tidak di rumah. Saya mau membantu tetangga panen tembakau dan di rumah tidak ada orang,†ujar Sanoto.
Menurut lelaki yang hidup seorang diri itu, sebelum berangkat membantu tetangga, rumahnya masih dalam kondisi utuh. Biasanya, ia juga tidak pergi kemana-mana dan selalu duduk-duduk di depan rumah di waktu sore.
“Alhamdulillah, saya tidak ada di rumah,†ungkap Sanoto ketika ditemui di puing-puing rumahnya.
Sanoto mengaku awalnya tidak tahu bagaimana kejadian itu berlangsung. Ia baru tahu ketika salah seorang tetangganya memberitahu bahwa rumahnya sudah dilibas puting beliung.
“Semoga pemerintah bisa membantu bencana yang menimpa saya. Dan khususnya Bapak Camat (Pasongsongan) yang terhormat,†harapnya dengan nada sedih.
M. Khotim, salah satu warga sekitar sempat menyaksikan kondisi rumah Sanoto masih utuh sejam sebelum kejadian. Dan ia pulalah yang akhirnya menemukan rumah tersebut remuk dihantam angin yang terlampau kencang.
“Sebelum itu (puting beliung, red) saya lewat di sini, rumah Bapak Sanoto jam 4 masih utuh. Ternyata ketika mau lewat lagi rumahnya sudah tidak berbentuk lagi,†ujarnya kepada MataMaduraNews.com.
Untung, tak ada korban dalam kejadian tersebut. Meski sementara, kerugian juga belum ditemukan sembari menunggu aparat berwajib datang.
Reporter: Mizan | Editor: Rafiqi, Mata Madura