Kampus Akbid Aifa Husada Pamekasan tak henti mencetak bidan-bidan profesional. Upaya memberikan kontribusi signifikan kepada masyarakat dari sisi kesehatan.

MataMaduraNews.com – PAMEKASAN – Di zaman yang kian berkembang pesat dan cepat menuju kemajuan, kesehatan merupakan hal yang mesti dinomorsatukan. Apa guna dari kemajuan, jika tak mampu memberikan pengaruh besar terhadap naiknya tingkat kesehatan masyarakat. Yang demikian, tentu menuntut sumber daya manusia (SDM) yang memadai untuk mencapai suatu tingkat kesehatan, baik dari sisi jumlah maupun profesionalitas keilmuan. Sehingga, Aakademi Kebidanan Aifa Husada lahir di Kabupaten Pamekasan.
â€Kampus ini didirikan untuk mengatasi kekurangan tenaga profesional bidang kesehatan, khususnya bidan,†kata M Sajali, mengawali perbincangan dengan Mata Madura di ruang kerjanya, Rabu, 07 Juni lalu.
Ketua Yayasan Bina Aifa Madura tersebut menceritakan, berdasarkan data yang ada saat Aifa Husada dirintis, jumlah bidan jauh dari ideal. Karena itu, setelah mengalami diskusi yang panjang, Sajali memutuskan untuk membuka kampus Akademi Kebidanan Aifa Husada di bawah naungan Yayasan Bina Aifa Madura.
Mantan Kepala SMAN 2 Sumenep itu pun bersyukur, sebab sejak dibuka pada 25 Juni 2007, kampus tersebut telah meluluskan sebanyak 600 bidan. â€Dan dari seluruh almuni tersebut, semuanya bekerja. Tidak ada yang nganggur,†tandas pria berusia 63 tahun tersebut.
Terserapnya seluruh lulusan Akbid Aifa Husada Pamekasan, kata alumni pasca sarjana Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) itu, disebabkan banyak hal. Selain karena memang bidan terkait bisa bekerja secara mandiri, kampus Aifa Husada juga sudah memiliki jaringan dengan hampir semua provider  jasa kesehatan di Jawa Timur.
Meskipun demkian, dalam rangka memastikan mutu proses belajar mengajar, menurut Sajali, kampus di Jalan Pintu Gerbang Nomor 37 Pamekasan itu membatasi jumlah penerimaan mahasiswi. Akbid Aifa Husada selama ini hanya menerima rata-rata tiga kelas setiap tahunnya. â€Jadi, hanya sekitar 120 mahasiswi,†terang aktivis Jatim Corruption Watch tersebut.
Untuk mendukung keahlian para calon bidan, kampus  Aifa Husada tak hanya menyiapkan tenaga pengajar yang profesional di bidangnya. Akan tetapi juga dengan peralatan/laboratorium yang lengkap guna menunjang praktik mahasiswa.
Sebagai aktivis, Sajali berharap agar dengan semakin meningkatnya jumlah bidan juga terdapat adanya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Karena itu, Akbid Aifa Husada senantiasa siap bergandengan tangan dengan pemerintah dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
Yang menggembirakan, sambung pria asal Sumenep itu, tahun ini gedung baru Aifa Husada yang megah tepat di sebelah timur Terminal Ceguk Pamekasan, sudah siap ditempati. Sajali berharap, perpindahan ke gedung baru bisa menambah semakin kuatnya kiprah Akbid Aifa Husada dalam penyediaan tenaga kesehatan profesional.
| johar/rafiqi