Aliansi BEM Sumenep Kecam Kenaikan Pertamax

ilustrasi

matamaduranews.comSUMENEP-Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Sumenep (BEMSU) menyesalkan keputusan pemerintah menaikkan harga Pertamax dari Rp 9.000 menjadi Rp12.500 per 1 April 2022.

Koordinator BEMSU Nur Hayat menilai, kebijakan pemerintah tersebut jauh dari kata berpihak kepada rakyat. Sebaliknya, keputusan itu justru akan membuat rakyat menderita.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

“Seharusnya pemerintah lebih bijaksana melihat kondisi masyarakat sebelum memutuskan menaikkan harga BBM. Kondisi perekonomian masyarakat saat ini belum pulih setelah diterpa pandemi,” tegasnya.

Dia memprediksi, kenaikan harga BBM jenis Pertamax ini pada akhirnya akan berpengaruh pada harga komoditas lainnya. Termasuk harga kebutuhan pokok masyarakat.

“Sebelum BBM naik, menjelang Ramadan kali ini sejumlah kebutuhan pokok sehari-hari sudah ada yang naik. Kalau BBM naik, bukan tidak mungkin harga sembako ke depan juga akan lebih naik. Kenapa pemerintah tidak memikirkan hal itu?” papar dia.

Hayat mengaku tidak yakin pemerintah punya solusi jitu mengendalikan harga kebutuhan masyarakat jika dalam beberapa hari ke depan juga akan naik akibat kenaikan BBM.

“Buktinya, baru-baru ini pemerintah kelimpungan mengatasi lonjakan harga minyak goreng. Bahkan upaya pemerintah mengendalikan harga minyak goreng dengan ketentuan HET-nya gagal total,” kata dia, dengan nada kesal.

Oleh karena itu, dia meminta agar pemerintah membatalkan kebijakan menaikkan harga BBM. Ia juga meminta agar DPR sebagai wakil rakyat kembali tegas mengontrol setiap kebijakan pemerintah yang tak pro terhadap rakyat.

“Kalau kebijakan menaikkan harga BBM itu misalnya karena tak mampu memberikan subsidi karena pertimbangan kondisi keuangan negara, saya kira solusinya bukan justru begitu. Tapi coba lah, pemerintah sekali-kali menurunkan gaji dan tunjangan semua pejabat negara, termaduk karyawan dan direksi BUMN. Jangan rakyat terus yang dikorbankan,” katanya, tegas.(*)

Exit mobile version