Anggota Fraksi PKB DPRD Jatim Ini Datangi ODGJ Bersaudara di Batang-Batang

×

Anggota Fraksi PKB DPRD Jatim Ini Datangi ODGJ Bersaudara di Batang-Batang

Sebarkan artikel ini
Nurfitriana Busyro
PEDULI SOSIAL: Anggota Fraksi PKB DPRD Jatim, Nurfitriana Busyro berbincang dengan Sakiya, ibu dari Sadu dan Nokman yang alami gangguan jiwa. (Foto Rusydiyono/Mata Madura)

matamaduranews.comSUMENEP-Anggota Fraksi PKB DPRD Jawa Timur, Nurfitriana Busyro mengunjungi dua saudara Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Desa Batang-Batang Daya, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep, Madura.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Sebagai anggota DPRD Jatim asal Kabupaten Sumenep, tentu saja kunjungannya itu merupakan upaya gerak cepat dalam menangani problem sosial di masyarakat.

Bunda Fitri hadir tidak sendiri, melainkan ditemani Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep, dokter Erliyati, serta tim medis dari Puskesmas Batang-Batang. Juga didampingi pihak pemerintah desa setempat.

Sebelumnya, anggota Komisi E DPRD Jatim itu mengaku mendapatkan informasi bahwasanya di Desa Batang-Batang Daya terdapat dua orang kakak beradik dari tiga bersaudara masuk kategori Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Kakak beradik ODGJ tersebut yakni Sadu, dan adiknya Nokman. Keduanya anak dari pasangan almarhum Bapak Sentu dan Ibu Sakiya. Sadu kakak tertua dari Nokman dan Duni. Sadu dan Nokman inilah yang selama ini mengalami gangguan jiwa.

“Kita akan rujuk ke Rumah Sakit, untuk sementara akan dikasi obat oleh pihak Puskesmas,” terang Bunda Fitri yang juga Ketua Perempuan Bangsa Sumenep, Senin (28/09/2020) usai menjenguk ODGJ itu.

Penanganan sementara, keluarga ini mendapat bantuan berupa sembako dan selimut dari Ketua TP PKK Sumenep.

Berdasarkan cerita Surahman, suami dari Duni, adik Sadu dan Nokman, Sadu mengalami gangguan jiwa setelah menikah dengan Warni, warga Desa Legung. Dari pernikahannya itu, Sadu sudah dikaruniai seorang putri bernama Hartini.

Tanpa diketahui sebabnya, setelah menikah dan punya anak, terlihat ada yang berbeda pada diri Sadu. Mula-mula sering terlihat murung dan melamun.

“Sejak itulah Sadu mengalami gangguan jiwa,” kata Surahman, yang tak lain adik ipar Sadu, Senin (28/09/2020).

Beberapa tahun kemudian sejak Sadu mengalami gangguan jiwa, Nokman sang adik tiba-tiba juga mengalami hal yang sama. Waktu itu, Nokman masih menimba ilmu di sebuah pesantren di Kecamatan Gapura.

Selama ini, baik Sadu maupun Nokman hidup bersama ibunya di Dusun Tenggina, Desa Batang-Batang Daya.

Urusan kebutuhan hidup keduanya, selain bantuan dari pemerintah, juga mengandalkan dari hasil sebagai kuli. Terutama hasil jerih payah Surahman sebagai satu-satunnya tulang punggung di keluarga tersebut.

Sementara itu, Kepala Desa Batang-Batang Daya, Siti Naisa mengaku bersyukur atas kehadiran Bunda Fitri ke rumah Sadu dan Nokman. Terlebih ada rencana memberikan perawatan kesehatan bagi keduanya.

“Terima kasih sudah peduli pada masyarakat kami,” tutur Kades Naisa.

Kades Naisa juga mengungkapkan jika selama ini pihaknya tidak tinggal diam. Setidaknya, untuk urusan kebutuhan sehari-hari sudah diperhatikan.

“Bagaimanapun mereka kan tergolong keluarga kurang mampu, pastinya kami tetap bertanggung jawab,” tegas Kades Naisa.

Rusydiyono, Mata Madura