matamaduranews.com – Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar menegaskan komitmennya untuk terus membangun layanan publik yang bersih, transparan, dan bebas dari praktik gratifikasi.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Direktur Utama BPRS Bhakti Sumekar, Hairil Fajar, menyatakan bahwa lembaga keuangan milik Pemkab Sumenep ini konsisten memperkuat budaya integritas di semua lini pelayanan.
“BPRS Bhakti Sumekar mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menumbuhkan budaya anti-gratifikasi demi terciptanya pelayanan publik yang adil, bersih, dan terpercaya,” ujarnya, Rabu (27/6/2025).
Amplop Bukan Apresiasi, Tapi Pelanggaran
Hairil menegaskan bahwa segala bentuk pemberian di luar hak resmi pegawai—baik berupa uang, bingkisan, hingga hadiah dalam bentuk lain—merupakan bentuk gratifikasi yang tidak dibenarkan.
“Setiap petugas sudah menerima haknya dari negara atau institusi. Jadi tidak ada alasan untuk menerima pemberian apapun di luar itu,” tegasnya.
Kampanye Lewat Media Sosial: Petugas Tolak Amplop
Sebagai bagian dari edukasi publik, BPRS Bhakti Sumekar mengunggah video simulasi pendek di akun Instagram resminya pada Rabu (25/6/2025). Dalam video tersebut, seorang nasabah terlihat mencoba memberikan amplop berisi uang kepada petugas survei pinjaman, namun ditolak secara tegas.
Petugas menjelaskan bahwa pemberian tersebut tidak hanya melanggar etika, tapi juga bisa menggugurkan proses pengajuan pinjaman.
Video itu merupakan bagian dari kampanye bertajuk “Stop Gratifikasi! Gratifikasi Bukan Solusi” yang bertujuan memperkuat kesadaran publik sekaligus menunjukkan komitmen nyata lembaga dalam menegakkan prinsip syariah dan akuntabilitas.
Pelopor Layanan Perbankan Syariah Bersih
Dengan mengusung tagline “Gratifikasi Bukan Solusi, Integritas adalah Kunci”, BPRS Bhakti Sumekar menargetkan diri sebagai pelopor layanan perbankan syariah yang bebas gratifikasi, transparan, dan berintegritas tinggi. (adi)
