MataMaduraNews.com – BANGKALAN – Kehadiran Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) direspon serius Ketua DPD Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN) Jawa Timur 2016-2021, Akhmad Zaini. Advokat lulusan Unversitas Surabaya (Ubaya) ini menyatakan, seharusnya MEA memacu setiap individu beradaptasi dan memanfaatkan peluang usaha. Sebab jika tidak, masyarakat dipastikan hanya akan menjadi penonton di daerah sendiri.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Menurut Zaini-panggilan akrabnya, jika potensi di setiap desa atau daerah dibaca serta dikembangkan orang luar, itu pertanda bahaya. Karena bisa dipastikan, warga setempat hanya bakal memperoleh sedikit bagian atau bahkan hanya menjadi penonton dan penikmat limbahnya. â€Ini yang jangan sampai terjadi. Masyarakat harus menjadi tuan rumah di desa atau daerahnya sendiri,†terang Akhmad Zaini.
Saat ini, tidak sedikit potensi-potensi yang dimiliki setiap daerah dikembangkan orang luar. Hal itu, kata pria asal Bangkalan tersebut, karena masyarakat kita masih banyak yang minim pengetahuan dan kemampuan di bidang pengolahan dan pemasaran.
Semuanya memang tidak lepas dari minimnya pendampingan dan keberpihakan pemerintah kabupaten terhadap rakyat kecil. Bahkan ia menyebut, nyaris tidak ada sebuah program pendampingan taktis yang bisa dimanfaatkan masyarakat secara langsung. â€Kalaupun ada, biasanya hanya dimanfaatkan oleh oknum dengan hanya sebatas seremonial belaka,†tambahnya, sambil tersenyum.
Karena itu, pasca terpilih sebagai Ketua DPD IKADIN Jawa Timur, Sabtu 29 Oktober 2016 lalu, ia langsung menggenjot berbagai program guna mengoptimalkan pengembangan potensi lokal. Salah satunya bekerja sama dengan Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan dan Sosial (AMPPS).
Bersama AMPPS dan didukung Asosiasi UMKM Bangkalan, Zaini mengadakan Pelatihan Vokasional Program Pengembangan Kewirausahaan Masyarakat di desa-desa Kabupaten Bangkalan sejak Desember lalu. Dalam pelatihan vokasional itu, masyarakat yang didominasi ibu-ibu rumah tangga desa setempat mendapat pelatihan berbagai macam keahlian. Diantaranya pelatihan melukis kain di Taman Sareh Desa Pakaan Laok, Kecamatan Galis, 17 Desember 2016 dan pelatihan berbagai macam olehan atau kerajinan tangan berbahan dasar kain Perca di Desa Jaddung, Kecamatan Tragah, 18 Desember 2016. â€Sedangkan pada tanggal 19 Desember 2016 di Desa Janteh, Kecamatan Kwanyar kripik singkong menjadi tema utama pelatihan mengingat daerah tersebut merupakan penghasil singkong,†ujar Zaini.
Kemudian, pelatihan vokasional dengan tema “Optimalisasi Produk Lokal Desa Menjadi Produk layak Jual†tersebut kembali diadakan di Desa Jaddung, Kecamatan Tragah pada Sabtu, 07 Januari 2017 lalu. Dengan 3 pokok pelatihan meliputi pengembangan kripik singkong, kripik ketela (ubi rambat, red) dan cara pengemasan, suami Siwi Nugrahani ini berharap masyarakat mampu mandiri dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang melimpah didukung skill mumpuni.
Ia percaya kemampuan menghasilkan produk unggulan dari paduan skill dan melimpahnya potensi lokal akan mampu merebut pangsa pasar yang lebih luas. Sehingga ekonomi di desa tersebut bisa meningkat dan masyarakatnya menjadi sejahtera. â€Program ini akan berkelanjutan dengan harapan masyarakat bisa meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan mereka,†tutur pria yang berprofesi sebagai advokat tersebut.
inforial
