matamaduranews.com–SUMENEP-Pelayanan Rumah Sakit Sumenep kembali dikeluhkan pasien BPJS Kesehatan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kali ini, keluhan datang dari Deny Abu Said, mantan Ketua PWI Sumenep dan wartawan Jawa Pos Biro Madura.
Dalam whatsApp berantai di kalangan wartawan Sumenep, Jumat sore (20/9/2019), Mas Deny bercerita perlakuan dirinya sebagai Pasien BPJS Kesehatan dan Pasien Umum di RSUD dr Moh. Anwar, Sumenep
Begini ceritanya:
- “Sy Deny Abusaid. Atas dorongan teman2″ n sejumlah pasien/klrg pasien BPJS, ingin ngasi info ttg pengalaman sy jalani rawat inap diruang perawatan VIP RSUD Smp, dg fasilitas BPJS. Byk kejanggalan n keanehan yg perlu diungkap di media, diantaranya, (1) Sy yg jalani rawat inap slm 3 hari dg keluhan “gula darah drop” dipatok dg total biaya perawatan seb Rp 4.662.800,-(2) Krn sy pasien BPJS, sy dibebani biaya 40% dari total biaya tsb, yaitu seb Rp 1.865.120,- (3) Keanehan yg pertama, sy hanya dpt selembar kwitansi pembayaran tanpa ada lampiran rincian, dg alasan ; Utk pasien BPJS mmg tdk diberikan rincian biaya krn berlaku sistem paket. Pdhal ktk msk UGD n mendaftar, tdk ada pemjelasan soal paket. Petugas hanya katakan bhw kamar VIP naik, dan bagi pasien BPJS yg akan menempati kamar VIP hrs nambah 40%,â€.
Mas Deny menjalani rawat inap di RSUD Sumenep, sejak Rabu hingga Jumat (9-11 September). Selama menjalani perawatan, Mas Deny dikenakan biaya total Rp 4.662.800.
Besaran biaya itu ditanggung BPJS Kesehatan. Tapi, fasilitas yang tak tercover BPJS, Mas Deny cukup dikenakan biaya kamar VIP (Griu) sebesar Rp 1.865.120 alias 40% dari biaya total Rp 4.662.800.
Kemdudian Mas Deny membandingkan pelayanan bagi Pasien Umum atas nama Junaidi, warga JL KH M Mansur, Desa Pangarangan. Dia menjalani rawat inap selama lima hari di ruang perawatan VIP RSUD Sumenep.
“Keluhan penyakitnya sama, yaitu gula darahnya drop. Dia masuk ke UGD dalam kondisi tak sadarkan diri alias kritis,†cerita Mas Deny.
Namun, ada yang janggal soal biaya perawatan. Pasien umum atas nama Junaidi itu, hanya dibebani biaya rawat inap selama lima hari dengan total biaya Rp 2.980.350,-. Lengkap dengan rinciannya.
“Keanehan ke dua, ada sistem paket yang diberlakukan RSUD Sumenep yang disembunyikan untuk mark up yang dimainkan antara manajemen RSUD dengan BPJS,†sambung Mas Deny.
Sementara Direktur RSUD Sumenep dr Erliyati tak bisa dihubungi. Berulangkali dihubungi telpon genggamnya tak nyambung.
Sedangkan Ali Humaidi, salah satu Dewan Pengawas RSUD Sumenep saat dikonfirmasi mengaku sudah mengetahui cerita Deny Abu Said. Dia berjanji akan menindaklanjuti informasi itu.
“Sy sdh dapat info ini. Segera akan kami telusuri. Trimss,†jawabnya via WhatsApp, Jumat petang. (20/9/2019).
Khoiril Anwar, Mata Madura