Gelar Tahlil dan Doa Bersama untuk Para Masyayikh, Kiai Muhshi: Kita Ngamrih Barokah dari Beliau

×

Gelar Tahlil dan Doa Bersama untuk Para Masyayikh, Kiai Muhshi: Kita Ngamrih Barokah dari Beliau

Sebarkan artikel ini
Ponpes Parama'an Gapura Barat
Tahlil dan Doa Bersama untuk Para Masyayikh di halaman Pondok Pesantren Parama'an Desa Gapura Barat, Kecamatan Gapura, Sumenep, Selasa (4/08/2020) malam. (Foto Adi_Hacker for Mata Madura)

matamaduranews.comSUMENEP-Pondok Pesantren Parama’an Desa Gapura Barat, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep menggelar Tahlil Akbar dan Doa Bersama untuk Para Masyayikh, Selasa (4/08/2020) malam.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Tahlil dan doa bersama untuk KH. Habibullah Rois (Kalabaan), KH. Niqris Habibi (Kalabaan), KH. Maimoen Zubair (Rembang), dan KH. Majid Kamil Maimoen (Rembang) tersebut bertempat di halaman ponpes setempat.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Desa Gapura Barat, Rasidi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-In’am Desa Banjar Timur, KH. Mas’ud, dan KH. Mawardi, salah seorang santri KH. Maimoen Zubair dan Pengasuh Ponpes Tahfidzul Qur’an, Rubaru.

Pengasuh Pondok Pesantren Parama’a, Kiai Muhshi Ibnu Mas’ud dalam sambutannya mengatakan, tujuan dari terlaksananya doa bersama itu tiada lain adalah mendoakan beliau-beliau dan ngamrih barokah dari para masyayikhina.

Menurut Kiai Muhshi, sosok KH. Habibullah Rois Kalabaan, yang begitu hebat dan penuh karismatik serta masyhur akan keilmuannya, adalah seorang ulama dan perintis pondok Pesantren Al-Is’af Kalabaan.

“Beliau adalah seorang pengarang kitab, salah satunya adalah kitab Tarbiyatus Shibyan dan banyak kitab-kitab yang lainnya,” ujar Kiai Muhshi, Selasa (4/08/2020).

Begitupun dengan KH. Maimoen Zubair bin KH. Zubair Dahlan. Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang yang wafat saat melaksanakan rukun Islam kelima itu dimakamkan di pekuburan Ma’la, Makkah.

Beliau adalah seorang ulama besar Indonesia, seorang ulama yang memiliki pondasi pendidikan Islam yang kuat, alim dan seorang tokoh Nahdlatul Ulama yang selalu berjuang atas nama panji kebenaran.

“Semoga dengan terlaksananya Tahlil dan Doa bersama ini, kita semua mendapatkan barokah dari para guru kami, sehingga menjadikan hidup lebih baik dan bermakna,” harap Kiai Muhshi.

Usai tahlil dan doa bersama, acara dilanjutkan dengan tausiyah dari KH Mawardi. Dalam ceramahnya, santri KH Maimoen Zubair itu banyak bercerita ketika nyantri di Ponpes Al Anwar dan ingatannya tentang sosok Mbah Moen.

“Mbah Moen adalah sosok yang menjaga akhlaknya kepada makhluk ciptaan Allah, termasuk kepada hewan lebih-lebih manusia,” ujar Kiai Mawardi.

Warits, Mata Madura