MataMaduraNews.com–SUMENEP-Gempa 7 Skala Richter (SR) mengguncang Lombok Utara pukul 18.46 WIB, Minggu (5/8), dikabarkan juga terasa di Sumenep, Madura, Jatim. Beberapa warga, seperti yang diberitakan media ini sebelumnya merasa resah. Namun menurut pihak BMKG Kalianget, masyarakat diminta agar tidak panik.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!“Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari pemerintah daerah dan BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami,†kata Kepala BMKG Kalianget, Usman Kholid, melalui H. Moh Faqih, Staf BMKG Kalianget, kepada MataMaduraNews.com.
Bahkan, sebagaimana yang disampaikan Usman Kholid yang dilansir dari BMKG pusat, peringatan dini Tsunami yang disebabkan oleh gempa pada pukul 18:46:35 WIB, dinyatakan telah berakhir. “Getarannya memang terasa sampai Sumenep,” katanya.
Seperti yang ramai diberitakan oleh melalui rilis Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI, gempa yang berlokasi di 8.37 LS, 116.48BT dengan kedalaman 15 Kilometer tersebut berpotensi terjadinya tsunami.
“Meski prediksi gelombang paling tinggi hanya setengah meter, tapi kami minta masyarakat segera jauhi bibir pantai dan mencari tempat yang jauh lebih tinggi. Upayakan untuk tetap tenang dan tidak panik,” ungkap Kepala BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Minggu (5/8).
Dwikorita mengatakan gelombang tsunami yang tiba bisa saja berbeda-beda. “Gelombang yang pertama bisa saja bukan yang terbesar,” tuturnya.
Diungkapkan, hingga saat ini BMKG terus memantau kondisi terkini pasca gempa dan berkoordinasi dengan pihak- pihak terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Terus kami pantau dari Pusat Gempa Nasional di Jakarta, termasuk potensi terus terjadinya gempa susulan,” terangnya.
Dwikorita memaparkan hingga pukul 19.51 WIB, telah terjadi 16 kali gempa susulan namun dengan magnitudo yang jauh lebih kecil. Namun demikian, Ia meminta masyarakat untuk terus waspada dan tidak mendiami bangunan atau rumah yang rawan runtuh.
R M Farhan, Mata Madura