
MataMaduraNews.com–SUMENEP- Stand Kecamatan Sapeken bisa jadi stand paling lengkap dalam menjajakan produk unggulan di ajang Pameran Pembangunan Sumenep. Sejak awal pameran dibuka oleh Bupati Sumenep, KH A. Busyro Karim, Senin (24/10/2016) hingga jelang penutupan malam ini (29/6), stand asuhan M Sahlan selalu disesaki pengunjung. Tiap malam, hasil jual produknya bisa mencapai Rp 3 juta.
Pengunjung terasa senang mendatangi stand Kecamatan Sapeken. Maklum, ada 50 jenis produk UMKM asal Sapeken yang dipamerkan. Mulai dari kerajinan hingga kuliner. Harga pun sangat murah. Seperti kap lampu dan korden yang berbahan dasar kulit kerang.
Produk kerajinan hasil seafood ini diproduksi slaah satu warga Pulau Sapeken. Harga jualnya Rp 100-120 ribu. “Jika produk ini dijual di Bali, harganya bisa mencapai Rp 1 juta,” terang M. Sahlan, saat ditemui Mata Madura di tengah melayani pengunjung stand Kecamatan Sapeken.
Produksi kerajinan hasil seafood di Sapeken ini, berawal dari keperihatinan Camat Sapeken, Mohammad Sahlan. Menurutnya, produk kerajinan seafood yang diminati mancanegara di Pulau Bali ini, bahan dasarnya berawal dari Kepulauan Sapeken. Hanya saja tempat produksinya di Pulau Bali.
Nah..sejak Agustus lalu,  Sunarto, warga Pulau Saur Saebus, Kecamatan Sapeken bisa produksi sendiri kerajinan berbahan seafood di tempat tinggalnya Pulau Sapeken. Kemampuan Sunarto berawal dari ide Camat Sahlan untuk  memagangkan Sunarto ke pusat kerajinan di Bali yang asal Sapeken. “Sunarto magang kerajianan di Bali selama tiga bulan. Setelah cukup belajarnya, Sunarto pulang ke Sapeken. Dan Sunarto bisa produksi sendiri.  Seperti, kap lampu, korden dan gantungan kunci,” tambah M Sahlan.
Hasil kerajinan Sunarto menjadi perhatian banyak orang. Selain harga yang murah, hasil produksinya tergolong bagus. “Selama ini, hasil kerajinan Sunarto banyak yang order dari luar Sapeken,” tutur Sahlan.

Diantara 50 macam produk yang laris pengunjung adalah kuliner olahan berbahan jape, pisang dan sangkok (tepung  singkong) dari Pulau Sapeken. Selain itu, ikan teri, kerupuk ikan, minyak kelapa organik, abon cumi dan abon ikan kerapu. Produk hasil bumi Sapeken ini, sudah dikemas alomunium voil. Plastik tahan kedap udara.
“Kami juga menjual kacang hijau asal Sapeken dan jagung ketan. Hasil tanaman ini hanya tumbuh di Sapeken karena tanaman itu hanya tumbuh di tanah pasir tanah pasir,” terang Mardiana, Ketua TP PKK Kecamatan Sapeken.
Soal harga tergolong murah. Sebab, kata Mardiana, semua produk diambil langsung dari pengrajian yang bekerjasama dengan masing-masing PKK Desa. “Tiap desa sebanyak 12 desa, minimal mengirim dua produk unggulan. Bahkan dari  Pulau Sakala (pulau terluar dekat Sulawesi) sengaja kami datangkan,” tambah Mardiana.

Ada juga krupuk ikan dan kripik daun kelor. Selain itu,  berbagai jenis tas dan kopiah dr bahan daun pandan juga dipamerkan. Limbah pohon jati dikemas menjadi kerajinan kaligrafi. Termasuk kerajinan  berbahan santiki, seperti tasbih.
“Harga tasbih ini cukup murah. Kalo dipasaran Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu, di stand Kecamatan Sapeken cukup Rp 100 ribu,” promo Camat Sahlan.
Menariknya, selain daur ulang sampah yang dibuat kerajinan tangan dan tas. Sebagian limbah itu diolah menjadi  pupuk organik dan non organik. “Ini bukti tanaman hasil pupuk organik olahan limbah,” Camat Sahlan menunjukkan tanaman hasil pupuk organik dari bahan limbah.


Di stand pameran itu, Camat Sahlan juga memboyong aquarium berisi lobster dan ikan kerapu segar untuk ditampilkan dalam stand. Dua ikan itu meliuk-liuk di tengah puluhan pengunjung dari dalam aquarium.

Selain itu, Camat Sahlan juga menunjuk aquarrium besar yang memamerkan hasil transpalansi terumbu karang. Memang, Sejak 2015, tahun lalu, setiap usai upacara kenegaraan, Camat Sahlan mengajak masyarakat dan para pelaku usaha untuk menanamdan transpalansi terumbu karang. Dari ajakan Camat Sahlan, pada tahun 2016, sudah ada delapan pelaku usaha yang menggeluti budidaya terumbu karang.
“Kita perlu kerja ekstra untuk mensukseskan budidaya terumbu karang. Bayangkan tiap tahun, terumbu karang hanya tumbuh 1 cm,” ucapnya.
Terumbu karang pastinya ditanam di dasar laut. Selain itu, juga ditanam di bawah keramba ikan milik para pengusaha ikan Sapeken.
Karena itu, Camat Sahlan bercita, lima tahun akan datang, orang yang ingin menikamti terumbu karang agar berkunjung ke Pulau Sapeken. “Jika ingin menikmati bakar ikan kerapu segar, silahkan datang ke Sapeken. Ingin melihat keindahan koral, silahkan datang ke Sapeken,” tegasnya mantap
hambali rasidi