Hujan Lebat, Satu Keluarga Nyaris Tertimpa Atap Rumah

×

Hujan Lebat, Satu Keluarga Nyaris Tertimpa Atap Rumah

Sebarkan artikel ini
kondisi rumah Sahrawi yang nyaris ambruk. Foto/ Yono, Mata Sumenep
kondisi rumah Sahrawi yang nyaris ambruk. Foto/ Yono, Mata Sumenep
kondisi rumah Sahrawi yang nyaris ambruk.
Foto/ Yono, Mata Sumenep

MataMaduraNews.comSUMENEP-Satu keluarga yang terdiri empat orang di Dusun Gunong Pekol Desa Jenangger, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep, Madura, Jatim, hampir tertimpa atap rumahnya yang ambruk akibat diterjang hujan lebat disertai angin kencang. Peristiwa naas tersebut, terjadi Rabu 25 Januari 2017 sekitar pukul 11.30 wib. Saat itu, Sahrawi (43) bersama isterinya, Niwa dan kedua anaknya, tidur pulas di dalam rumahnya.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Rumah yang mereka tempati itu tidak lain  rumah warisan dari orang tua yang sudah meninggal dunia puluhan tahun lalu. Dan kondisinya memang sudah lapuk. Berhubung Sahrawi selaku kepala keluarga tidak punyak kemampuan untuk merehab satu-satunya peninggalan mendiang orang tuanya itu, maka rumah tersebut tidak pernah di perbaiki.

“Sebenarnya sudah lama mengalami kerusakan di bagian atapnya namun tidak diperbaiki,  karena kendala biaya,  sehingga ketika ada hujan lebat disertai angin seperti kemarin malam akhirnya roboh mas” Tutur Sahrawi pasrah.

Selain itu, kata Sahrawi selama ini jika hujan lebat apalagi pada malam hari maka terpaksa dia bersama isteri dan kedua buah hatinya numpang di emperan rumah tetangga dekatnya.

“Dari kemarin kalau hujan dimalam hari terpaksa numpang nginep (bermalam,red.) di rumah tetangga,” pungkasnya memelas.

Sementara Kepala Dusun Gunung Pekol, Sono membenarkan akan peristiwa tersebut, memang rumah Sahrawi ambruk di bagian atapnya. Untuk itu dirinya akan berkordinasi dengan kepala desa setempat supaya keluarga itu mendapat respon baik pemerintah. Karena memang tergolong orang  tak punya.  “Semoga cepat direspon,” harapnya.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya saja Sahrawi merasa kebingungan dimana akan mendapat tempat tinggal sementara hingga rumahnya direhab.

Yono, Mata Sumenep