matamaduranews.com–SUMENEP-Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sudah tak lagi belia. Sejak dirintis 60 tahun silam hingga sekarang sudah melebihi batas usia dewasa.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Hal ini terutama berkaitan dengan perjalanan bangsa Indonesia hingga hari ini. Seperti diungkapkan M. Muhri, alumnus Komisariat PMII Guluk-Guluk yang kini duduk di kursi DPRD.
Diakui Muhri kehadiran PMII di Indonesia menjadi bagian penting yang tak terpisahkan dari proses laju dan berkembangnya bangsa ini dari waktu ke waktu.
Karenanya, sebagai refleksi di usia yang ke-60 tahun kali ini, kata mantan Ketua Ketua PMII Cabang Sumenep itu, sudah seharusnya kader PMII melakukan terobosan gerakan.
Bukan tanpa alasan Muhri menyampaikan demikian. Menurut Ketua Fraksi PKB DPRD Sumenep tersebut, peluang dan tantangan tiap angkatan selalu berubah mengikuti dinamika kehidupan.
Maka dalam momentum 60 tahun PMII kali ini, sedikitnya suami Uswatun Hasanah itu menyampaikan 6 poin masukan yang harus dilakukan PMII guna menata masa depan:
- Terus bergerak secara dinamis menjadi gerakan penyeimbang dalam pembangunan di negeri ini.
- Tidak melupakan jati diri sebagai mahasiswa yang selalu terdepan dalam melakukan kajian dan analisa kritis sebagai agent of sosial control dan agent of change.
- Prinsip dasar Islam Ahlussunnah wal Jama’ah (tawasut, tasamuh, tawazun dan ta’adul) selalu menjadi sikap dan prilaku seorang kader pergerakan
- Selalu berdiri di garda terdepan dalam rangka mengawal tegak dan kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- PMII harus menjadi rumah besar produksi kader masa depan bangsa.
- Menjadi bagian penting dalam rangka menyiapkan kemandirian kader dengan membekali potensi dan skill yang memadai.
“Semoga PMII terus berdiri tegak hingga akhir masa,” ucap Muhri, yang juga Ketua PC GP. Ansor Sumenep, mengakhiri pembicarannya dengan Mata Madura, Jumat (17/04/2020).
Rusydiyono, Mata Madura