CatatanReligi

Jualan Ukhrawi

×

Jualan Ukhrawi

Sebarkan artikel ini
Jualan Agama
Ilustrasi

matamaduranews.com-Tanpa sadar. Saat ini. Banyak orang berlomba lomba ber-jualan.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Konteks-nya bukan jualan produk atau dagangan. Yang dijual sesuatu yang bisa dijual. Lebih tepatnya, apa saja yang bisa dijual.

Kondisi ini seperti sudah menjadi fenomena yang jamak. Bukan hal yang asing. Atau tabu. Hanya modusnya yang berbeda.

Mereka tak tergolong zahid. Berjualan orientasinya duniawi. Hatinya terikat pada kehidupan duniawi.

Memaknai zahid tak boleh dimaknai hidupnya harus miskin. Hidup yang serba kekurangan.

Kaya dan miskin bukan ukuran untuk menyimpulkan orang itu zahid.

Nabi Sulaiman AS itu kaya raya. Tapi beliau zahid.

Abdurrahman bin Auf, sahabat Nabi SAW juga kaya raya. Tapi Abdurrahman tergolong sahabat yang zahid.

Kata para ulama terdahulu di berbagai kitab disebut bahwa sikap zuhud itu ada dalam hati individu. Bukan tampilan dzahir. Atau Zuhud itu sikap hati yang tidak terikat  dunia.

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

> لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَآ ءَاتَىٰكُمْ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

“Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput darimu dan tidak terlalu gembira terhadap apa yang diberikan kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. Al-Hadid: 23)

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ

“Zuhudlah terhadap dunia, maka Allah akan mencintaimu. Zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia, maka manusia akan mencintaimu.” (HR. Ibnu Majah)

Kembali soal jualan ukhrawi.

Modusnya ukhrawi. Substansinya duniawi.

Seperti mereka yang jualan kavlingan syurga. Dengan harga tertentu. Bungkusnya ritual.

Ada juga yang jualan ayat-ayat Allah. Bungkusnya dakwah. Tapi ada tarifnya.

Kalau jualan politik sudah tak perlu dibahas. Karena dunia politik itu ranah duniawi.

Atau juga jualan kasus. Atau jualan apa saja yang orientasi duniawi.

Itu jelas ranah duniawi.

Yang menjadi pertanyaan. Kenapa jalur ukhrawi  dibuat lapak jualan? Bukan kah. Sikap ikhlas itu syarat utama ibadah untuk diterima?

Artinya, ibadah harus dilakukan semata-mata karena Allah tanpa mengharapkan pujian, penghormatan, atau keuntungan duniawi.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menegaskan bahwa niat yang ikhlas adalah faktor penentu sahnya ibadah.

Dalam hadits qudsi, Allah berfirman:

أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ مَعِيَ فِيهِ غَيْرِي، تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

“Aku adalah Dzat yang paling tidak membutuhkan sekutu. Barang siapa melakukan suatu amal dengan menyekutukan-Ku dengan yang lain, maka Aku akan meninggalkannya bersama sekutunya.” (HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa jika ibadah dilakukan bukan hanya karena Allah, maka amal itu akan ditolak.

Itu kenapa para ulama sufi selalu menekankan sikap ikhlas sebagai ruh hubungan bathin seorang hamba dengan Allah.

Seperti disampaikan para sufi di bawah ini:

Al Junaid Al Baghdadi berkata: “Ikhlas adalah rahasia antara Allah dan hamba-Nya, yang tidak diketahui oleh malaikat untuk ditulis, tidak diketahui oleh setan untuk dirusak, dan tidak diketahui oleh hawa nafsu untuk dimanfaatkan.

Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa ikhlas berarti beribadah hanya demi Allah, tanpa terpengaruh keinginan duniawi atau pujian manusia.

Abu Yazid Al Busthami mengatakan: Orang yang ikhlas adalah yang tidak peduli jika seluruh amalnya diketahui atau tidak oleh manusia.”

Sampai di sini, bisa disimpulkan:  Ikhlas adalah syarat mutlak diterimanya ibadah, sebagaimana ditegaskan dalam hadits Nabi dan diperjelas oleh ulama sufi.

Ibadah yang dilakukan dengan niat murni hanya untuk Allah akan diterima,

Sedangkan ibadah yang tercampur dengan kepentingan lain akan tertolak.

Karena itu, setiap muslim harus selalu menjaga niatnya agar tetap bersih dari riya (pamer) dan sum’ah (ingin didengar).

Salam Evaluasi Diri

Fauzi-Imam
Religi

matamaduranews.com-Dunia ini sempit. Cepat berlalu.Thank you for reading…