Se islam dan se kafir apapun pembawa hoaks itu, tentu telah menambah luka seseorang yang baik, yang dengan besar hati dan segala upaya ingin bertamu ke rumah-Nya. Tapi nyatanya, kekecewaan pertama yang diterima Pak Atman, dianggap oleh si pembawa hoaks masih belum seberapa.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Oke, misalnya hoaks itu hanyalah salah komunikasi belaka, tapi untuk apa meminta Pak Atman harus sujud syukur segala? Untuk apa? Bagi saya, prilaku memprank Pak Atman adalah prilaku bejat. Sungguh sebejat-bejatnya.
Menariknya, kisah iba ini tidak dikecam oleh siapapun. Terutama kawan-kawan DPRD dari dapil 7 kepulauan. Sikap diam kawan-kawan di DPRD, bagi saya, memperkuat anggapan bahwa kami (rakyat) hanya jadi dalih perjuangan saat masuk musim pemilihan. Setelah itu sekonyong-konyong kami dibiarkan.
Saya membayangkan, pembuat hoaks pada Pak Atman dipolisikan. Bukan sekedar untuk memberi jera. Tapi juga untuk mempermalukannya. Mungkin saja, pelaku hoaks itu salat dan berzakat layaknya pemeluk islam biasanya. Tapi prilakunya tidak mencerminkan agama yang dianutnya. Dia layak dipermalukan. Pak dewan kepulauan, dapil 7, ayo lakukan! Laporkan!!!
Sumenep,
17 Juni 2022