matamaduranews.com–JAKARTA-Kapolri Jenderal Tito Karnavian menilai, tindakan Imam Musthofa yang menyerang dua anggota Mapolsek Wonokromo, Surabaya sedang mengalami self radicalism atau radikalisasi diri sendiri.
“Tersangka mengalami self radicalism atau radikalisasi diri sendiri karena melihat di internet dan mengikuti kajian-kajian,†kata Tito di kediaman Oesman Sapta Odang (OSO), Minggu (18/8), seperti dikutip jawapos.com
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Perbuatan Imam Mustofa, kata mantan Kapolda Metro Jaya ini, akibat pengaruh kajian di internet. Sehingga, Imam punya penafsiran sendiri tentang jihad.
Kata Tito, dari pemahaman itu, Imam lalu menyerang aparat kepolisian karena menganggap polisi adalah thogut dan kafir.
“Polisi dianggapnya thogut karena bagi mereka polisi itu selain thogut, dianggap kafir harbi sering melalukan penegakan hukum pada mereka. Sehingga bagi dia melakukan serangan ke polisi mendapat pahala,†ujar Tito.
Mantan Kepala BNPT ini pun menyebut, Imam kini tengah dilakukan pemeriksaan secara intensif oleh petugas.
Polri langsung melakukan evaluasi terkait sistem keamanan atas peristiwa tersebut.
Kendati demikian, Polri belum bisa mengidentifikasi, Imam masuk ke dalam jaringan radikal mana.
Tito juga telah memerintah ke jajarannya untuk menangkap semua jaringan yang terindikasi teror.
“Saya perintahkan untuk kembangkan. Kalau ada jaringan, saya perintahkan untuk semua jaringan ditangkap,†tegasnya.
Sebagaimana diketahui, penyerangan terhadap anggota Polsek Wonokromo dilakukan Imam Musthofa pada hari Sabtu sore (17/8).
Akibat penyerangan itu, dua petugas jaga Polsek Wonokromi mengalami luka-luka.
Imam Musthofa diduga terindikasi ISIS. Imam diketahui belajar sendiri mengenai ISIS secara otodidak.
sumber: jawapos