matamaduranews.com– SUMENEP-Â Kemarau panjang mulai dirasa di daerah Kepulauan Sumenep, Madura, Jatim.
Ainur Rahman, pemuda Pulau Kangean, kepada sejumlah media bercerita, dua desa di Pulau Kangean mengalami kekeringan sangat mengkhawatirkan.
Dua desa dimaksud adalah Desa Cangkaraman, Kecamatan Kangayan. Dan Desa Gellaman, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean.
Untuk memenuhan air bersih di dua desa itu, Ainur mengaku bersama pemuda yang tergabung di Komunitas Pemuda Kangean (KPK) melakukan iuran tiap hari. Sehingga terkumpul dana Rp 1,1 juta.
Dana itu, kata Ainur, digunakan biaya operasional untuk mensuplai air bersih ke dua desa yang dilanda kekeringan.
Kejadian itu, klaim Ainur sudah berlangsung satu bulan. Tanpa bantuan dari pemerintah.
Bahkan kepada media, Ainur menuding pemerintah cuek melihat kondisi kekeringan di Pulau Kangean. Tidak ada perhatian seperti jelang moment politik.
Ainur juga mengeluh tantangan medan yang harus dilalui untuk mensuplai air.
Jalanan naik turun gunung. Ditambah kondisi jalananan yang banyak rusak. Sangat sulit untuk dilalui.
“Tolonglah Mas. Lewat media pemberitaan ini. Sampaikan keluh kesah kami kepada pemerintah. Kami sangat butuh bantuan pertolongan secepatnya. Jangan hanya saat moment politik butuh suara kami, saat ini kami berjuang demi kebutuhan hidup masyarakat,” harap Ainur dan kawan-kawan.
Benarkah? Camat Kangayan, Moh. Hosen saat dikonfirmasi Mata Madura, mengaku belum mendengar ada kekeringan akut di desa Cangkaraman. Bahkan dari perangkat desa dan Babinsa juga belum memberi info soal kekeringan yang meresahkan itu.
Lalu, Camat Hosen mengkomunikasikan Mata Madura dengan And. Salam, Kades Cangkaraman. Lewat perbincangan grup WA Forpimka Kangayan, Salam menjelaskan kondisi kekeringan di desanya.
Salam mengakui kekeringan sudah langganan tiap tahun. Tapi, masih bisa diatasi dengan sumber air lewat dusun lain dalam satu desa.
Langkah antisipasi dan solusi, Salam mengatakan, setiap tahun dianggarkan pembuatan sumur 4 unit. Lokasi sumur baru itu, sudah bisa digunakan warganya untuk menimba air bersih saat kemarau berlangsung saat ini.
“Alhamdulillah, sumur baru itu bisa dimanfaatkan warga sampai sekarang untuk mengambil air,” tulisnya via WA, dikrim ke Mata Madura, via Camat Hosen, Senin (28/10/2019).
Soal akses jalan di desanya, diakui Salam. Namun, kondisi jalan sudah banyak berubah setelah ada pembangunan jalan menuju lokasi sumber air.
“Sebenarnya warga kami tak ada masalah soal kesulitan air pak. Kalau ada organisasi yang mau bantu air itu hak mereka. Hanya saja ini dibuat seakan-akan kami sebagai Kades tak bisa mengatasi kesulitan warganya,” tambahnya.
Kontributor: Ahmadi, Mata Madura