matamaduranews.com–SUMENEP-Kelamaan menunggu memang membosankan. Begitulah yang dirasakan para pemuda di Dusun Gunong Pekol, Desa Jenangger, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep ini.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Mereka merasa sudah cukup bersabar menunggu program pembangunan dari Pemerintah Desa Jenangger yang tak kunjung terealisasi. Sehingga, para pemuda Gunung Pekol (GNP) tersebut memilih bergerak sendiri.
Jumat (29/05/2020) kemarin, sejumlah pemuda GNP yang terafiliasi dalam satuan Pemuda Gunung Pekol Bergerak (PGPB) melakukan perbaikan jalan, penggalian selokan air dan bersih-bersih makam yang terletak di antara perbatasan desa Jenangger-Totosan dan Banuaju Barat.
Junaidi, salah satu pentolan pemuda GNP menerangkan, kegiatan bhakti sosial itu dilakukan sejak Rabu (27/05/2020) lalu. Sehingga sampai Jumat kemarin sudah berlangsung selama tiga hari dan kembali dilanjutkan pada Sabtu (30/05/2020) hari ini.
“Kegiatan ini sudah dilakukan sejak Rabu pagi. Hingga hari ini Jumat sudah tiga hari berlangsung dan akan kembali dilanjutkan besok pagi,†ujar aktivis PMII Guluk-Guluk itu di lokasi bhakti sosial, Jumat (29/05/2020) pagi.
Adapun kegiatan yang direncanakan berlangsung selama satu minggu ke depan itu, menurut Junaidi sudah ada prioritasnya. Yakni fokus pada pembuatan selokan air dan perbaikan jalan yang telah rusak parah.
“Sebenarnya soal perbaikan jalan ini bukan tugas kami. Tugas kami sebagai pemuda terdidik sesungguhnya adalah mengawal kerja pemerintah desa yang punya kewajiban untuk memperbaiki jalan dan fasilitas desa lainnya, seperti selokan air,” ungkapnya.
“Cuma mau bagaimana lagi, Pemerintah Desa Jenangger nampaknya abai terhadap perbaikan jalan ini,” imbuh Junaidi bernada kecewa.
Padahal, lanjut dia, jalan yang terdapat di Dusun Gunong Pekol tersebut bisa dikatakan menjadi salah satu kebutuhan yang cukup penting bagi masyarakat sekitar. Sebab, jalan tersebut merupakan jalur utama penghubung aktivitas masyarakat ke dua desa tetangga.
“Jalan yang panjangnya hampir sampai satu kilo ini merupakan jalan lintas masyarakat ke Desa Banuaju Barat dan Totosan,” jelas Junaidi.
Di tempat yang sama, Moh. Romli berharap Kades Jenangger dan jajaran Pemerintah Desa lainnya bisa segera memperhatikan segala fasilitas desa yang berupa jalan dan selokan air, wabilkhusus di dusun yang punya kisah kehidupan Landaur itu.
“Sebab berbicara soal jalan rusak dan selokan air, ini sudah sejak 2016 lalu yang dibiarkan begitu saja,” ucap salah satu simpatisan PGPB tersebut.
Menurut dia, para pemuda GNP memilih bergerak sendiri bukan karena kelebihan tenaga, apalagi di tengah pandemi virus Corona. Melainkan akibat tak tahan menunggu janji Kades Jenangger yang tak kunjung ada wujudnya.
“Benni kalebbiyan ora’, keng ngantos janjina Pak Kades ta’ dhapa’-dhapa’,†sindir Romli dengan bahasa Madura.
Ahmad Farisi, Kontributor Mata Madura