Oleh: Hambali Rasidi*
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kenapa Puskesmas Gayam sepi dari wajah dokter? Apakah karena daerah yang kumuh dan terisolir? Tidak.
Lokasi Puskesmas Kecamatan Gayam berada di pusat kota kecamatan yang padat penduduk di Pulau Sapudi. Jumlah penduduk di Pulau Sapudi sekitar 60 ribu jiwa. Khusus Kecamatan Gayam ada sekitar 45 ribu jiwa. Sisanya Kecamatan Nonggunong.
Jika dari pelabuhan Kalianget, hanya butuh 2,5 jam menaiki KMP Dharma Kartika sudah tiba di Pulau Sapudi. Praktis. Bisa bawa mobil pribadi atau sepeda motor. Sepatu gak perlu dijinjing. Jadwal kapal seminggu dua kali. Kamis dan Minggu.
Lokasi Puskesmas Gayam juga dekat dengan pasar kecamatan. Saban hari ramai pengunjung. Tiap hari Selasa dan Sabtu, jadwal berkumpul para pedagang di Sapudi. Sehingga, parkir pembeli overload dan bikin macet jalan. Di pasar itu, berjejer toko-toko grosir dan minimarket.
Di samping gedung puskemas ada masjid jamik_masjid tua dan masjid paling besar di Pulau Sapudi. Di depan Puskesmas Gayam ada BRI. Samping Puskesmas Gayam, ada kantor kecamatan.
Lalu kenapa, banyak dokter yang gak betah bertugas? Saya tidak bisa menjawab. Coba Anda berimajinasi sendiri. Ada apa dengan kondisi psikologis para dokter yang bertugas di Puskesmas Gayam.
Lalu, bagaimana dengan pelayanan terhadap pasien rawat inap dan pasien rawat jalan? Saya juga tidak bisa menyimpulkan. Saya hanya bisa melihat situasi yang perlu ditingkatkan. Apa itu? Ambil contoh, pelayanan terhadap pasien rawat jalan. Saya berimajinasi begini: seandainya tempat poli bisa membuat nyaman orang berobat, saya yakin banyak orang senang kontrol kesehatan ke Puskesmas Gayam. Orang yang ingin berobat penyakit ringan pasti suka datang ke puskesmas. Daripada ke tempat lain. Bukankah arti kepanjangan puskesmas adalah pusat kesehatan masyarakat? Inilah tantangan mewujudkan salah satu 9 janji politik Busyro-Fauzi di bidang meningkatkan pelayanan kesehatan.
Jujur saya menilai fasilitas Puskesmas Gayam mulai berbenah. Fisikly is ok untuk tingkatan puskesmas. Bersih, rapi dan nyaman. Bisa jadi ini efek dari seorang Kepala Puskesmas-nya yang bisa dibilang kreatif dan inovatif. Itu bisa dilihat dari sentuhan fasilitas dan aksesoris sana-sini. Sayang, sang kepala puskesmas bukan putra daerah. Dia layak dipromosikan atau ditempatkan ke puskesmas yang butuh sentuhannya. Jadi, Dinas Kesehatan Sumenep perlu menjaring kepala puskesmas berlatar putra lokal yang memenuhi kualifikasi birokrasi. Tapi memiliki dedikasi, kreasi dan inovasi lebih dari sebelumnya.
Puskesmas Gayam juga perlu dilirik oleh Pak Wakil Rakyat. Caranya? Ayolah bantu mikir atau grojok anggaran untuk peningkatan fasilitas Puskesmas Gayam. Apa kebutuhannya? Saya melihat jangka depan.
Lihat, area puskesmas sekitar 1.200 m2. Ledakan penduduk di Sapudi tidak bisa dibendung. Sehingga, berefek terhadap kebutuhan fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih. Solusinya? Sejak awal, mari perlu berpikir untuk relokasi. Gedung Puskesmas Gayam perlu direlokasi. Cari lahan yang lebih luas, sehingga jika dibangun bisa menjadi RSUD Sapudi.
Kembali kepada sikap pak dokter yang lama tidak betah. Apakah Dinas Kesehatan Sumenep kehabisan ide atau kehilangan nyali untuk mencari dokter yang bisa betah berlama-lama tinggal di rumah dinas dokter? Bukan mencari dokter yang betah ninggalin Puskesmas Gayam, berhari-hari hingga berminggu-minggu.
Kasihani warga Gayam. Mereka butuh pelayanan kesehatan dari sentuhan tangan dokter dan perawat senior. Bukan sentuhan perawat anyar. Apalagi perawat honorer, yang masih butuh jam terbang nanganin pasien emergancy. Sehingga, si pasien rawat inap terkesan diberlakukan jadwal masuk kantor dinas untuk ngambil tindakan cek darah, misalnya. Sebagai referensi mendiagnosis sebelum melakukan tindakan terhadap penyakit pasien.
Puskesmas tentu dalam tanggung jawab Dinas Kesehatan. Apa yang menjadi kesulitan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, ayo suarakan.
Jangan malu untuk menyampaikan ke bupati atau para wakil rakyat. Karena Pak Bupati sudah terlanjur berjanji dalam kampanyenya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
Jika ada kesulitan menempatkan dokter yang betah bertugas di puskesmas, sampaikan secara terbuka kepada bupati. Saya yakin, Bupati Kiai Busyro masih berkomitmen memenuhi janji politiknya. Asal Anda jangan ikut ke gerbong_apa yang sedang dibicarakan oleh para relawan Busyro-Fauzi di medsos_penusuk dari belakang.
*Putra Sapudi, kebetulan tinggal di Sumenep daratan.