Kisah Sedih Penumpang KM Santika Nusantara yang Terbakar di Perairan Masalembu

×

Kisah Sedih Penumpang KM Santika Nusantara yang Terbakar di Perairan Masalembu

Sebarkan artikel ini
Perahu Penolong Korban Masalembu
Perahu Nelayan asal Probolinggo yang membawa penumpang selamat KM Santika Nusantara hendak berlabuh di Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Jumat malam. (foto untuk matamadura)

matamaduranews.comSUMENEP– Tragedi KM Santika Nusantara di Perairan Masalembu, Kamis malam Jumat (22/8/2019) menyisakan cerita sedih para korban yang selamat.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Kebakaran terjadi Kamis, jam 20.45 WIB. Pada Jumat dini hari jam 02.00, baru ada perahu nelayan yang melintas di sekitar kejadian. Perahu itu yang ikut menolong sebagian para penumpang.

Sebagian penumpang, terapung-apung di laut bebas di tengah kegelapan malam. Ditemani hembusan angin kencang. Dan deburan ombak yang bergelombang. Praktis para penumpang bertalu-talu di tengah lautan bebas.

Sebanyak 111 penumpang kapal memilih naik sekoci setelah ada sirine kebakaran. Yang tak kebagian tumpangan sekoci, langsung terjun ke laut dengan baju pelampung.

Hendi Hermansah, 34, pria asal Balikpapan bercerita awal kebakaran KM Santika Nusantara di perairan Masalembu.

Di tragedi itu, Sholeha, isterinya hilang tak ketemu setelah kapal sekoci yang dinaiki bersama tenggelam karena overload penumpang.

Semula, Hendi dan sang isteri yang asal Bojonegoro, satu sekoci bersama 50 penumpang lainnya. Tiba-tiba, sekoci oleng dan tenggelam. Setelah para penumpang rebutan menaiki sekoci.

Saat tenggelam, istri Hendi lepas dari genggaman tangannya. Dia melihat anak laki-laki yang masih berumur 6 tahun terkapar sendiri di atas air. Hendi langsung menyelamatkan Mohammad Sofyan Aswari, asal Desa Lenteng Temor, Kecamatan Lenteng, Sumenep, Madura.

Sofyan kini sedang menjali perawatan di RSUD Sumenep. Ibu Sofyan juga tak diketahui kabarnya. Hanya, Suddin, sang ayah yang selamat ikut menemaninya di RSUD Sumenep.

Hendi mengaku awal pertama yang ngerti ada kebakaran di KM Santika Nusantara. Waktu itu, Hendi hendak beli makanan istrinya di kantin kapal. Secara tiba-tiba, salah satu ABK, kedor-kedor pintu dapur. Dia memberi tahu kalau ada percikan api dari bawah lambung kapal.

Mendengar ada kebakaran, Hendi langsung sigap memberi tahu isteri dan teman lainnya. Seketika itu, Hendi menuju sekoci sambil memakai life jacket.

Tak lama kemudian, sirine kapal menderu sebagai tanda ada kebakaran. Penumpang yang lain kapal, ramai-ramai ikut menyelamatkan diri.

Mereka rebutan untuk menaiki sekoci. Bagi yang tak kebagian tumpangan, langsung meloncat setelah melihat kepulan asap kian besar dalam kapal.

Selama empat jam terlunta-lunta di atas air laut Masalembu, baru ada perahu nelayan asal Probolinggo yang mendekati.

“Nelayan Probolinggo menolong kami, Pak,” cerita Hendi dengan wajah yang kusut, kepada Mata Madura, Sabtu dini hari, di RSUD Sumenep.

Hendi, Sofyan dan penumpang lain sekitar 25 orang, menaiki perahu nelayan asal Probolinggo. Dari tempat itu, sang nahkoda perahu langsung ngejos menuju Pelabuhan Kalianget Sumenep.

Perahu nelayan itu, tiba di Pelabuhan Kalianget, Jumat malam, sekitar jam 23.30 WIB. Dari pelabuhan Kalianget, petugas medis dan Basarnas Sumenep langsung membawa para korban selamat ke RSUD Sumenep.

Sebagian ditampung di Rumah Sosial Sumenep, JL Raung. Sabtu pagi (24/8/2019) sekitar jam 10.00 WIB, para korban luar Sumenep diantar dengan bus khusus.

Khoirul Anwar, Mata Madura