matamaduranews.com–SUMENEP-Mutasi jabatan eselon di Pemkab Sumenep kembali menuai protes.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Setelah keluar rekomendasi dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) terkait mutasi April 2019 lalu.
Kali ini protes datang dari Kepala Sekolah (Kasek) SD di Kecamatan Masalembu yang dimutasi tanpa dasar dalam gerbong mutasi pejabat struktural Pemkab Sumenep, Selasa malam (7/1/2020).
Supriyo, Kasek SDN Karamian III Kecamatan Masalembu mempertanyakan dasar mutasi dirinya.
Supriyo menilai, mutasi dirinya penuh teror politis kepada birokrat di Masalembu.
Supriyo mengaku mendapat undangan mutasi jam 5 sore untuk menghadiri pelantikan mutasi pada Selasa jam 7 malam.
Supriyono dimutasi ke SDN Masakambing, lain pulau dari Pulau Karamian di Kecamatan Masalembu.
Sedangkan, jabatan SDN Karamian III sebagai sekolah favorit dibiarkan kosong tanpa jabatan Kasek SD definitif.
Hasil penelusuran Mata Madura, mutasi Kasek SD di Kecamatan Masalembu tanpa usulan dari pengawas dan Dinas Pendidikan Sumenep.
Salah satu pengawas SD Kecamatan Masalembu saat ditelusuri mengaku tak pernah mengusulkan mutasi Kasek SD di Kecamatan Masalembu.
Mantan Kadisdik Sumenep, Bambang Irianto saat dihubungi Mata Madura mengaku tak tahu soal mutasi Kasek SD di Kecamatan Masalembu.
Bambang menyebut, Kabid Ketenagaan
yang biasa mengusulkan soal mutasi guru SD dan Kasek SD.
Moh. Saleh, eks Kabid Ketenagaan Disdik mengaku tak mengusulkan mutasi untuk Kasek SD di Kecamatan Masalembu dalam gerbong mutasi kali ini.
Sementara itu, Kepala BKPSDM Sumenep, Abd. Madjid saat dihubungi Mata Madura menyebut, mutasi Kasek SD di Kecamatan Masalembu sudah melalui rapat pada Selasa pagi.
“Sudah melalui rapat tadi dengan Saleh (Bagian Ketenagaan Disdik, red.),” jawabnya singkat saat dihubungi via telpon, Selasa malam.
Supriyo sedang konsultasi ke penasihat hukum untuk menggugat SK mutasi dirinya tanpa alasan yang jelas.
“Saya sebagai ASN siap ditempatkan dimana saja. Tapi, kalau mutasi kali ini tanpa dasar atau penilaian kinerja yang jelas, tentu saya tak terima. Ini namanya teror kepada birokrat. Semena-mena mengintimidasi kepada ASN,” sambung Supriyo kepada Mata Madura.
Hambali Rasidi