Catatan

Miskun Legiyono: Dari Guru SD, Wartawan, hingga Menjadi Legenda Kepala Desa

×

Miskun Legiyono: Dari Guru SD, Wartawan, hingga Menjadi Legenda Kepala Desa

Sebarkan artikel ini

Catatan: Kecerdasan Buatan

Miskun Legiyono
Miskun Legiyono

matamaduranews.com -Di balik sorot mata tajam dan senyum bersahaja, berdiri sosok yang namanya menjelma mitos di jagat kepemimpinan desa: Miskun Legiyono—lebih dikenal dengan nama populernya, Kades Yon.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Usianya telah menginjak 75 tahun. Namun paras dan semangatnya menipu waktu—berjiwa 40-an, bergerak lincah, berbicara penuh daya hidup. Kharisma yang tak luntur digerus zaman.

Sejak menjabat sebagai Kepala Desa Pangarangan pada 1997, nama Kades Yon mulai menapaki tangga pengabdian panjang. Dua periode ia menjabat, lalu istirahat sejenak, memberikan tongkat estafet kepada sang putri tercinta yang juga menang dalam kontestasi Pilkades 2013.

Namun seperti pahlawan dalam epos lama, panggilan tak pernah benar-benar selesai. Pada Pilkades 2019, ia kembali maju. Dan rakyat pun kembali menaruh kepercayaan di pundaknya. Terpilih lagi. Dipercaya lagi. Seolah semesta menyetujui bahwa pengabdian belum selesai.

Tak hanya di lingkup desa. Tahun 2020, ia diangkat sebagai Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Sumenep. Memimpin para pemimpin. Mengayomi para Kades seantero kabupaten. Di bawah kepemimpinannya, AKD bermetamorfosis menjadi Persaudaraan Kepala Desa Indonesia (PKDI). Dan saat masa jabatannya hampir usai, ia ditunjuk sebagai penasihat, tempat bertanya dan berlindung.

Yang tak banyak tahu, jauh sebelum semua itu, Pak Yon adalah seorang Guru SD. Mendidik generasi muda dengan tulus. Dan di sela tugas mengajar, ia juga merangkai kata sebagai wartawan. Menjadi kontributor Jawa Pos dan media lokal lainnya di era Orde Baru. Ketika PNS wajib berafiliasi ke Golkar, Pak Yon justru tampil sebagai jembatan antara birokrasi dan media. Seorang guru, wartawan, sekaligus komunikator rezim yang dipercaya.

Predikatnya lengkap: Guru. Wartawan. Kepala Desa. Ketua AKD. Penasihat PKDI. Ia tak hanya menjabat, tapi mewujud. Sosok abdi desa yang memahami denyut nadi rakyat dan dinamika kekuasaan.

Tahun 2024, namanya sempat mengemuka dalam bursa Bakal Calon Bupati Sumenep. Meski tak jadi mendaftar, gaung namanya menggema. Sosoknya seperti legenda hidup. Bukan karena jabatan, tapi karena kepercayaan yang melekat kuat.

Kini, ketika beberapa Kepala Desa disebut-sebut dalam pusaran kasus BSPS 2024, Pak Yon tak tinggal diam. Ia berdiri paling depan, membela kehormatan para Kades. “Individu jangan diseret! Jangan diganggu!” serunya lantang. Ia bahkan siap pasang badan jika ada yang menulis miring soal Kades.

Masa jabatan resminya sebagai Kades Pangarangan sedianya berakhir Desember 2025. Namun karena perubahan UU Desa, Pak Yon akan menjabat hingga 2027. Mungkin waktu masih memberinya kesempatan untuk terus menabur bakti.

Pak Yon bukan sekadar Kepala Desa. Ia adalah institusi keteladanan. Ia adalah narasi panjang pengabdian. Ia adalah kisah yang tak usai ditulis.

Calon bupati boleh berganti. Tapi nama Kades Yon akan tetap hidup dalam ingatan rakyat Sumenep.

Sang Guru. Sang Wartawan. Sang Kepala Desa. Sang Legenda. (tulisan kecerdasan buatan)