Momentum Hari Pers Nasional, Ini Harapan Ketua LPM Dialektika

×

Momentum Hari Pers Nasional, Ini Harapan Ketua LPM Dialektika

Sebarkan artikel ini
Momentum Hari Pers Nasional, Ini Harapan Ketua LPM Dialektika
Krisdiantoro, PU LPM Dialektika STIT Al Karimiyyah, Beraji, Sumenep. (Foto for Mata Madura)

MataMaduraNews.comSUMENEP-Hari Pers Nasional (HPN) yang jatuh setiap tanggal 09 Februari, rupanya tidak hanya berarti bagi awak media massa saja. Aktivis pers kampus sekalipun ikut menunggu momentum ini dengan berbagai harapannya.

Krisdiantoro, salah satu pemimpin lembaga pers mahasiswa (LPM) di Sumenep menyatakan, dalam momentum HPN tahun 2018, pers harus lebih menjadi pertimbangan mendalam dalam mengusung kemajuan bangsa dan negara.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

”Jika kita tilik lebih jauh, pers bisa menjadi ujung tombak dalam membangun kesatuan negara dan bangsa. Pers saat ini bisa menjadi sebuah perjuangan dalam tegaknya demokrasi yang ada di negara kita,” katanya kepada MataMaduraNews.com, Jumat (09/02/2018).

Kris, panggilan akrabnya, melontarkan istilah ‘Dari Media Kembali ke Media’. Yakni, bagaimana momentum HPN ini lebih memberikan pencerahan dari segala sudut dalam memperhatikan persoalan yang ada.

”Termasuk memilah apa dan mana yang berhak diangkat (harus) menjadi pertimbangan bersama,” ungkapnya.

Sebagai insan pers kampus yang terbiasa independen, Kris memiliki harapan agar media massa dan pers menjalankan apa yang sudah menjadi kewajibannya. Bukan justru menebar banyak hoax yang saat ini banyak muncul dari media tidak bertanggungjawab, atas satu kasus yang belum diverifikasi kebenarannya.

”Pers nasional hari ini menurut saya harus lebih ekstra dalam memberikan kepercayaan kepada masyarakat banyak atau pembaca. Memberikan suguhan yang riil, karena banyak media yang seperti saya katakan di atas,” ujarnya.

Pemimpin Umum LPM Dialektika Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al Karimiyyah Beraji, Sumenep itu, tidak setuju, jika atas nama kebebasan dan keterbukaan informasi, membuat pers semakin bebas tapi semakin tidak jelas.

Namun, ia masih menilai pers saat ini sudah cukup baik. Dengan kebebasan pers, masyarakat banyak dapat tahu bagaimana kondisi pemerintah dan banyak hal lainnya.

”Intinya pers saat ini harus menyejukkan,” imbuhnya.

Di samping itu, HPN 2018 juga jadi momentum resolusi bagi LPM yang Kris pimpin. Ke depan, ia mengajak seluruh kru LPM Dialektika untuk lebih aktif  dan lebih profesional dalam menyikapi semua persoalan kampus.

”Kita kawal kampus untuk lebih berbenah dalam segala sudut dan menjadi pers yang percaya diri dalam menyikapi segala hal,” katanya.

Rafiqi, Mata Madura

KPU Bangkalan