![Pakaian Ala Keraton dan Makan Gratis, Puncak Anniversary Sumenep ke 747..Berikut Cuplikan Foto.... Bupati Sumenep KH A. Busyro Karim usai upacara Hari Jadi Sumenep ke 747](http://matamaduranews.com/wp-content/uploads/2016/10/14600922_1120388991385301_623203031596836111_n-300x225.jpg)
MataMaduraNews.com–SUMENEP-Tanggal 31 Oktober 2016 menjadi puncak Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke 747. Senin pagi, (31/10) Bupati Sumenep KH A. Busyro menggelar upacara Hari Jadi di depan Masjid Jamik. Berpakaian ala Raja Sumenep, Bupati Kiai Busyro saat sambutan menggunakan bahasa Madura.
Di hari puncak anniversary Sumenep ke 747 ini, para PNS dan pejabat di Kabupaten Sumenep, Madura, Jatim diwajibkan berpakaian khas keraton Sumenep.Bagaimana respon mereka?
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Ada yang mengaku Risih! ada yang mengaku senang. Maklum, ketika selama setahun penuh, berseragam PNS dan batik Sumenep, tiba-tiba selama dua hari, tanggal 30-31 Oktober, diwajibkan berpakaian ala Keraton Sumenep.
Ide mewajibkan pakaian khas keraton memang sudah berlangsung tiga tahun lalu. Tepatnya, 30-31 Oktober 2013, silam. Bupati Sumenep, KH A.Abuya Busyro Karim membuat surat edaran kepada para PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep, kantor Bank dan BUMD termasuk PNS di kecamatan, agar berpakaian adat Keraton Sumenep, saat masuk kantor.
Awal mula gagasan itu bergulir, menerima banyak protes dari sejumlah elemen. Salah satunya, anggota DPRD Sumenep, yang menilai, kebijakan bupati hanya memberatkan PNS golongan rendah karena terbebani biaya sewa pakaian. Dan sikap sebagian PNS, terkasan kurang nrimo menggunakan pakaian khas keraton. Dengan dalih, kurang bebas beraktivitas. Atau lebih tepatnya, kikuk dan risih, ketika berjalan ke kantor kerja.
Tapi tanpa sadar mereka terkadang tertawa sendiri. Melihat pakaian asing yang menutupi tubuhnya. Sesampai di kantor kerja, mereka tertawa bersama rekan kerjanya karena nuasa asing mengitari lingkungan kerja.
Suasana berbeda pada tahun ke empat, 2016. Para PNS tidak lagi kikuk dan risih memakai seragam keraton. Mereka ikut bangga merayakan kelahiran Kabupaten Sumenep. Mereka ikut berfoto selfie dan di upload ke media sosial. Sebuah kebanggan sudah terajut dalam diri PNS. Pakaian berwarna hitam dengan hiasan manik warna kuning keemasan, kian mempercantik perempuan yang memakainya. Sedangkan laki-laki kian anggun dan beraura dengan baju keraton dan penutup odheng. “Pakaian ini menunjukkan sebuah kemajuan Sumenep tempo doeloe,” cletuk Imam Buchari salah stau PNS Pemkab Sumenep.
Imam Suhairi, salah satu guru SMA Lenteng, mengaku tersanjung ketika dirinya berpakaian khas Keraton Sumenep. Ada suasana baru dalam hidup Imam.Meski sesaat dalam setahun. Imam beralasan, berpakaian ala keraton mengingatkan perjuangan para raja tempo dulu untuk dijadikan suri tauladan generasi sekarang. “Pakaian ala keraton menunjukkan peradaban Sumenep sejak dulu memang berbudaya dan bernilai,” terang Imam saat dihubungi Mata Madura.
Sedangkan Emil Muhlis, salah satu staf DPPKA, Pemkab Sumenep mengaku senang memakai khas keraton sebagai sarana memperkenalkan kepada anak cucu. “Gimana, saya lebih ganteng kan pakai baju keraton,†kata Emilio-panggilan akrabnya sambil pamer berfoto dengan Kadis DPPKA, Didik Untung Samsidi.
Meski merayakan hari kelahiran Kabupaten Sumenep ke 747, para PNS tetap bekerja membuka pelayanan kepada masyarakat. Bupati Sumenep, KH A. Busyro Karim, usai upacara Hari Jadi, bergeser ke Pasar Anom Baru Sumenep untuk meresmikan dioperasikan Pasar Semi Modern.
Suasanan kantor SKPD, Kecamatan dan sekolah memang agak beda. Di moment hari kelahiran Sumenep, mereka menyajikan kuliner khas Sumenep. Seperti, soto dan nasi jagung khas Sumenep. Karuan sejumlah wartawan dan LSM yang bertandang ke kantor menikmati makanan gratis.
Bravo Sumenep ke 747. Semoga Sajan Mantap….
Rusydiyono, Mata Madura